DKP Kendal Bagi Rahasia Sukses Budidaya Ikan Bandeng dan Manfaat Ekonominya – Liputan Online Indonesia

KENDAL, liputanbangsa.com – Budidaya ikan bandeng di Kabupaten Kendal terus berkembang dengan baik, berkat proses produksi yang terstruktur dan dukungan dari pelaku usaha lokal.

Proses budidaya bandeng dibagi menjadi empat tahapan utama, yaitu pemeliharaan induk, pembenihan, pendederan, dan perbesaran.

Proses Budidaya Ikan Bandeng

Sekretaris Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Kendal, Joko Suprayoga menunjukan nener ikan Bandeng hasil budidaya, (9/10).
  1. Pemeliharaan Induk: Pada tahap ini, petambak menjaga induk ikan bandeng dengan baik untuk menghasilkan telur yang berkualitas.
  2. Pembenihan: Setelah telur dihasilkan, langkah berikutnya adalah mengembangkan telur menjadi benih ikan bandeng yang siap untuk dipindahkan ke kolam pendederan.
  3. Pendederan: Proses ini menghasilkan ikan bandeng ukuran gelondongan, yang menjadi komoditas utama dalam usaha budidaya.
  4. Perbesaran: Tahap terakhir ini adalah proses di mana ikan bandeng dibesarkan hingga siap konsumsi, memenuhi permintaan pasar yang semakin meningkat.

Sentra Penggelondongan di Kendal

Desa Mororejo dan Wonorejo, yang terletak di Kecamatan Kaliwungu, menjadi salah satu pusat utama penyedia benih bandeng ukuran gelondongan di Kabupaten Kendal.

Kedua desa ini memiliki ketersediaan sumber air yang melimpah, memungkinkan kegiatan penggelondongan dilakukan sepanjang tahun.

Saat ini, terdapat sekitar 20 pelaku usaha yang mengelola lahan seluas 21,5 hektar di wilayah tersebut.

Pada tahun 2023, produksi gelondongan bandeng di kedua desa mencapai 16 juta ekor, yang mencakup 32% dari total kebutuhan benih bandeng di Kabupaten Kendal, dengan nilai produksi sebesar Rp 3,2 miliar.

 

Keuntungan Penggelondongan Nener Bandeng

Penggelondongan nener bandeng hingga ukuran 5-7 cm memberikan beberapa keuntungan, antara lain :

  1. Pemenuhan Kebutuhan Sepanjang Tahun: Gelondongan bandeng dapat memenuhi kebutuhan budidaya bandeng umpan maupun bandeng konsumsi secara kontinu.
  2. Meningkatkan Tingkat Kelangsungan Hidup: Ikan bandeng dengan ukuran gelondongan memiliki tingkat kelangsungan hidup yang lebih baik, yang mendukung usaha budidaya berikutnya.
  3. Efisiensi Biaya Produksi: Proses penggelondongan membantu menekan biaya produksi dan meningkatkan efisiensi pemanfaatan lahan.
  4. Memutus Siklus Penyakit Udang: Ikan bandeng berfungsi sebagai komoditas rotasi yang efektif untuk memutus siklus penyakit pada udang.
  5. Peningkatan Pendapatan Petani Tambak: Usaha ini dapat meningkatkan pendapatan serta kesejahteraan petambak di daerah tersebut.
  6. Menyerap Tenaga Kerja: Usaha penggelondongan bandeng dapat menampung tenaga kerja lokal, khususnya di daerah pesisir pantai.

Testimoni Pelaku Usaha

Salah satu pelaku usaha penggelondongan bandeng, Ikhrom, mengungkapkan bahwa penebaran benih ukuran gelondongan lebih disukai karena tingkat kelangsungan hidupnya yang tinggi.

“Penebaran ukuran gelondongan lebih disukai karena tingkat kelangsungan hidup benih ukuran ini pada masa pembesaran lebih tinggi, yaitu sekitar 80-90%, sedangkan apabila berasal dari ukuran nener, tingkat kelangsungan hidupnya kurang dari 50%,” ungkapnya.

Sebelum nener ditebar dalam kolam budidaya, dilakukan proses penggelondongan melalui pembuatan ipukan, yang membantu benih beradaptasi dengan baik dan meningkatkan peluang kelangsungan hidupnya.

 

(ar/lb)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *