Urban Farming Masuk Mata Pelajaran di Sekolah Negeri Kota Semarang – Liputan Online Indonesia

Bydian

6 Januari 2023
Urban Farming Masuk Mata Pelajaran di Sekolah Negeri Kota Semarang - Liputan Online Indonesia (foto : Tribunjateng.com/ Eka)

SEMARANG, liputanbangsa.comDinas Pendidikan Kota Semarang mulai memasukan mata pelajaran urban farming atau pertanian kota dalam mata pelajaran muatan lokal kepada siswa SD dan SMP Negeri di Kota Semarang. Mata pelajaran urban farming ini diharapkan bisa membentuk karakter para siswa dan mulai diterapkan pada semester ini.

Pelaksana tugas (Plt) Walikota Semarang, Hevearita G. Rahayu mengatakan selain bisa membentuk karakter para siswa, mata pelajaran urban farming juga diharapkan bisa menjaga ketahanan pangan dilingkungan sekolah. Ita, sapaan akrabnya, menyebut dengan memasukkan urban farming ke dalam mata pelajaran muatan lokal juga menjadi salah satu upaya untuk menghadapi resesi global.

“Pak Presiden Jokowi kan sudah memberikan instruksi untuk bisa fokus pada dia hal yakni energi dan pangan dalam menghadapi resesi, salah satunya dengan memberikan pendidikan tentang pertanian perkotaan ini. Dan kegiatan urban farming ini porsinya hanya 20 persen untuk kearifan lokal,” tutur Ita, usai membuka acara sosialisasi urban farming kepada satuan pendidikan, di Ruang Loka Krida, Gedung Balaikota Lantai 8, Balaikota Semarang, Kamis (5/1/2023).

Ita menyampaikan dengan adanya mata pelajaran urban farming diharapkan para siswa bisa mencintai alam, saling bergotong royong dalam menanam hingga melatih kesabaran. Ia juga menyebut sejauh ini sudah ada beberapa TK, SD dan SMP yang melakukan urban farming dilingkungan sekolah.

“Tidak hanya menghasilkan buah dan sayur, tapi juga menanamkan karakter. Contoh, tanaman butuh disiram, pupuk, rawat sehingga harus punya kesabaran. Ada gotong royong,” jelasnya.

Selain menanamkan rasa cinta kepada alam, dengan menanam akan membuat lingkungan sekitar menjadi lebih hijau. Bahkan anak-anak secara tidak langsung juga bisa menggugah orang tua maisng-masing untuk ikut menanam dirumah.

Lebih lanjut, tak hanya akan menjadi mata pelajaran, nantinya urban farming ini akan  dilombakan antar sekolah. Tujuannya sebagai pemantik semangat para siswa dan guru untuk belajar bercocok tanam meski tidak memiliki lahan yang luas.

“Setiap sekolah kan tidak selalu punya lahan luas, lahan sempit juga bisa untuk urban farming dengan cara vertikal garden. Nanti hasilnya kan bisa dinikmati sendiri atau bisa dijual ,” tuturnya.

Sementara itu, Plt Kepala Dinas Pendidikan Kota Semarang, Suwarto menyampaikan muatan lokal di Kota Semarang biasanya di isi dengan pelajaran Bahasa Jawa. Dengan adanya muatan lokal baru berupa urban farming diharapkan bisa membut Pra siswa lebih semangat dalam menempuh pendidikan.

Suwarto memaparkan urban farming yang dimasukkan dalam muatan lokal ini diharapkan juga bisa memberikan edukasi tentang cara menanam kepada anak-anak, memperbaiki kualitas udara hingga menekan inflasi.

“Sekarang sudah ada di beberapa sekolah diantaranya SMP 39, SMP 11, SMP 22, SMP 5. Kami belum lakukan pengecekan keseluruhan,” bebernya.

Suwarto mengatakan saat ini pelajaran urban farming akan dilakukan di TK, SD dan SMP Negeri, namun tidak menutup kemungkinan akan diberikan juga di sekolah-sekolah swasta di Kota Semarang.

Mata pelajaran urban farming ini, lanjut Suwarto, bisa menggunakan anggaran bantuan operasional sekolah (BOS). Selain itu pihak sekolah juga bisa meminta bibit tanaman kepada Dinas Pertanian Kota Semarang.

“Bisa minta bibit ke Dispertan karena ini program Pemkot Semarang, otomatis mengalokasikan dana untuk itu,” tandasnya. (dian/lbi)

Bydian

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *