Virus Polio Bisa Hambat Prestasi dan Lumpuhkan Anak, Cegah dengan Imunisasi – Liputan Online Indonesia

ByTia Putri

30 Januari 2024 ,

liputanbangsa.com Virus polio dapat menghambat seseorang, terutama anak-anak dalam meraih prestasi.

Selain itu, dalam konteks pemerintahan, penyakit polio juga dapat menghambat kinerja pembangunan daerah.

Pandangan itu disampaikan Ketua Umum Kadin Jateng Harry Nuryanto Soediro di acara Workshop Komunikasi Risiko dalam merespon Kejadian Polio di Jateng.

“Masyarakat kota/daerah yang terkena polio dapat menghalangi kesempatan mendapatkan prestasi atau kinerja pembangunan di tempat kita,” kata Harry di Balai Kota Semarang, Rabu 24 Januari 2024.

Acara kolaborasi antara Unicef, Undip dan Suara Merdeka Network (SMN) ini selain menghadirkan Harry Nuryanto Soediro juga menghadirkan sejumlah tokoh lain, seperti Kadinkes Jateng Yunita D Suminar.

Kemudian Ketua Unicef Jawa – Bali Ari Rukmantara, redaktur senior Suara Merdeka Gunawan Permadi dan lainnya.

Menurut Harry, penularan penyaki polio dapat dicegah melalui tindakan kuratif daripada preventif.

Dijelaskan lebih dari 60 persen belanja kesehatan saat ini terkonsentrasi untuk penyembuhan.

“Setiap satu dollar yang diinvestasikan untuk imunisasi imbal baliknya bisa tiga kali lipat dalam bentuk produktifitas yang tinggi,” terangnya.

Oleh karena itu, untuk menekan penyebaran penyakit polio, pemerintah mengadakan pekan imunisasi nasional yang dilaksanakan serentak dalam dua putaran.

Tahap pertama dilakukan pada 15 Januari 2024 sampai 21 Januari 2024, kemudian tahap kedua pada 19 Februari 2024 sampai 25 Februari 2024 mendatang.

“Ini dalam upaya untuk mengurangi risiko penularan virus polio yang bisa jadi datang dari negera lain,” ujarnya.

 

Virus Polio

Ia mengajak berbagai pihak untuk bersama-sama memastikan tingkat kekebalan masyarakat di Jateng terhadap penyakit polio baik.

Ia juga mengajak bersama-sama untuk memberikan perlindungan yang optimal dan merata kepada balita terkait kemunculan kasus polio.

Harapannya ke depan apabila terjadi wabah polio dapat diantisipasi, sembari berharap anak-anak Indonesia menjadi anak-anak yang berkualitas.

“Maka program pemerintah ini harus kita dukung bersama-sama, dengan memberikan sub min polio ini anak-anak akan diberikan vaksin,” imbuhnya.

Ketua Unicef Jawa – Bali Tubagus Arie Rukmantara mengatakan program ini bukan yang pertama dari Jateng dalam mensukseskan imunisasi.

Pihaknya memiliki sejumlah motivasi dalam menjalankan program tersebut, di antaranya memerlukan cerita baru tentang bagaimana mensukseskan imunisasi.

“Ini adalah salah satu provinsi terbesar dan terbaik di Indonesia, jadi ini bukan sesuatu yang mengagetkan bagi sistem kesehatan untuk meresponnya,” katanya.

Pihaknya ingin berbagai pihak bergotong royong dalam mensukseskan program imunisasi sebagaimana saat terjadi Pandemi Covid 19.

Menurut Arie, kesuksesan dalam menjalankan imunisasi polio tidak hanya terpaku pada Dinkes, tapi semua komponen masyarakat.

“Ini bukan hanya soal isu kesehatan tapi ini ada masalah kesejahteraan yang akan mengganggu kalau dibiarkan,” imbuhnya.

Kadinkes Jateng Yunita D Suminar mengatakan terdapat tujuh daerah dari 35 kabupaten/kota di Jateng yang serapan imunisasi polio masih kurang 95 persen.

Menurut Yunita, penolakan sebenarnya bukan dari sisi pemahaman keagamaan dan lainnya, tapi pada kenapa misalnya anaknya sudah diimunisasi polio tapi masih ada program imunisasi polio lagi.

“Ini butuh edukasi dan sosialisasi untuk menyampaikan kepada masyarakat. Kami butuh dukungan media untuk melakukan hal ini,” katanya.

 

(ar/lb)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *