BRI Diklaim Jadi Korban Ransomware Bashe, Pakar Sebut Klaim Lemah – Liputan Online Indonesia

ByTia Putri

25 Desember 2024 , , ,

liputanbangsa.comBeberapa hari lalu, publik dihebohkan dengan kabar bahwa Bank Rakyat Indonesia (BRI) menjadi korban ransomware yang diklaim oleh kelompok yang menyebut diri mereka Bashe.

Isu ini muncul setelah akun @FalconFeedsio di platform X mengunggah pernyataan pada 18 Desember 2024, yang menyebutkan, “Peringatan Ransomware: Bank Rakyat Indonesia telah menjadi korban Bashe Ransomware. ”

Berita ini langsung mengundang kekhawatiran di kalangan masyarakat.

Meskipun peringatan tersebut belum dapat dipastikan kebenarannya, perhatian masyarakat terfokus pada kelompok ransomware bernama Bashe.

Siapa mereka? Bashe, yang sebelumnya dikenal sebagai APT73 atau Eraleig, merupakan kelompok hacker dengan reputasi sebagai “Advanced Persistent Threat” (APT).

Sejak tahun 2024, mereka mulai menggoyang dunia maya dengan klaim-klaim ransomware.

Umumnya, kelompok seperti ini beroperasi dengan motif finansial, menargetkan berbagai sektor bernilai tinggi di seluruh dunia, mulai dari Amerika Utara, Perancis, Jerman, Inggris, Australia, hingga India.

Sektor perbankan dan manufaktur menjadi sasaran utama mereka.

Bashe bahkan menetapkan tenggat waktu tebusan pada Senin, 23 Desember 2024, pukul 16. 00 WIB.

Mengancam akan menjual data yang diperoleh kepada pihak ketiga jika BRI tidak memenuhi permintaan tebusan sebesar 5 Bitcoin, setara dengan sekitar Rp 7,9 miliar.

Kebingungan dan Kecurigaan

Namun, peristiwa ini menarik perhatian Teguh Aprianto, seorang pakar cybersecurity dan pendiri Ethical Hacker Indonesia, yang merasa ada yang janggal dengan klaim tersebut.

Saat kabar ini pertama kali mencuat, ia memilih untuk tidak berkomentar, karena merasa data yang diklaim tidak meyakinkan.

Kecurigaan Teguh ternyata terbukti.

Setelah tenggat waktu penebusan berakhir, ia menemukan bahwa data yang dipublikasikan oleh pelaku ternyata sudah ada di internet.

Dalam cuitan resminya di akun X @secgron pada Rabu, 25 Desember 2024, ia menyatakan,

“Setelah tenggat waktunya habis, data dirilis oleh pelaku.”

”Ternyata isinya hanya satu file Excel dengan 100 baris data yang cocok dengan dokumen di Scribd dan pdfcoffee.”

”Mari beri tepuk tangan untuk Bashe, grup ransomware terlemah sepanjang masa,” disertai dengan tangkapan layar dari data yang dipublikasikan.

Seiring dengan itu, klaim bahwa BRI telah menjadi korban Bashe Ransomware semakin tidak dipercaya oleh masyarakat.

Terutama setelah nasabah tetap bisa mengakses layanan mobile banking dan sistem operasional BRI selama kabar serangan siber tersebut viral.

 

(ar/lb)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *