liputanbangsa.com – Justin Timberlake menjadi sorotan publik setelah ia terpaksa menjadwal ulang sejumlah konser dalam rangkaian tur penampilannya.
Dikutip dari Irish News, penyanyi Justin Timberlake didiagnosis mengidap bronkitis dan terpaksa menunda enam konser yang telah dijadwalkan di berbagai kota di Amerika Serikat hingga Februari.
Dalam unggahannya di Instagram, Justin Timberlake menyampaikan permintaan maaf kepada para penggemar.
Penyanyi berusia 43 tahun ini sebelumnya sudah sempat menunda satu tanggal konser dari tur dunia Forget Tomorrow awal bulan ini, karena cedera yang tidak dijelaskan lebih lanjut.
“Hai teman-teman, saya merasa kurang sehat dalam beberapa pertunjukan terakhir dan ternyata saya mengidap bronkitis dan radang tenggorokan. Saya sangat menyesal untuk mengatakan bahwa saya harus menjadwal ulang beberapa pertunjukan berikutnya dari tanggal 23/10 hingga 2/11. Tanggal baru tercantum di atas. Terima kasih atas pengertiannya, saya akan menebusnya, JT,” tulis Justin Timberlake yang juga merupakan mantan anggota NSYNC melalui postingan terbarunya.
Dikutip dari Cleveland Clinic, bronkitis terjadi ketika saluran udara yang menuju paru-paru mengalami peradangan.
Ketika trakea dan bronkus mengalami iritasi, keduanya bisa membengkak dan dipenuhi lendir, sehingga memicu batuk berkepanjangan selama beberapa hari atau bahkan minggu. Batuk yang terus-menerus ini menjadi gejala utama dari bronkitis.
Virus menjadi penyebab paling umum dari bronkitis akut, meskipun paparan asap dan iritasi lainnya juga bisa mengakibatkan bronkitis akut maupun kronis.
Bronkitis biasanya disebabkan oleh infeksi virus, tetapi hampir semua hal yang mengiritasi saluran udara berpotensi menjadi pemicunya.
Justin Timberlake seharusnya tampil di Columbus, Ohio pada Rabu malam, disusul dengan pertunjukan di Detroit, Michigan, dan Chicago, Illinois pada Jumat dan Minggu.
Konsernya di Grand Rapids, Michigan, Milwaukee, Wisconsin, dan St. Paul, Minnesota juga telah dijadwalkan ulang.
Sebulan sebelumnya, Justin Timberlake sempat menjadi sorotan karena terlibat kasus mengemudi dalam keadaan mabuk.
Ia didenda sebesar 500 dolar atau sekitar Rp 7,9 juta dengan tambahan biaya 260 dolar atau sekitar Rp 4,1 juta dan diwajibkan menjalani 25 jam kerja bakti di organisasi nirlaba yang dipilihnya serta membuat pengumuman keselamatan publik.
(ar/lb)