liputanbangsa.com – Mayoritas masyarakat dayak Penajam Paser Utara yang diwakili oleh Ketua Dewan Adat Dayak (DAD) Penajam Paser Utara menyambut gembira peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-79 Republik Indonesia yang bakal digelar di Ibu Kota Nusantara (IKN).
Ketua DAD Penajam Paser Utara, Helena Lin Legi mengatakan, pihaknya menyambut gembira peringatan HUT ke-79 RI yang untuk kali pertamanya digelar di luar Jakarta, yakni di Kalimantan Timur.
“Bagi kami, upacara bendera yang akan digelar di IKN kali ini memiliki nilai sejarah yang sangat luar biasa bagi masyarakat Kalimantan Timur,” ungkap Helena.
Helena juga mengaku bahwa euforia peringatan 17 Agustus tahun ini amat dirasakan oleh masyarakat Dayak di Penajam Paser Utara.
“Karena itu, kami dari Dewan Adat Dayak Penajam Paser Utara mengajak seluruh masyarakat di Kalimantan untuk bersama-sama menjaga situasi kondusif dan menjadi tuan rumah yang baik,” ujarnya.
Helena juga menekankan, pentingnya menyambut tamu-tamu yang akan datang ke IKN dengan senyum dan ramah.
“Kita harus sambut baik para tamu-tamu yang datang. Ini adalah acara negara, dan kita sebagai tuan rumah harus menunjukkan keramahan,” tambahnya.
Diketahui, panitia penyelenggara telah menyiapkan berbagai acara terkait upacara tersebut, baik dari segi seremonial maupun hiburan.
Helena juga berharap agar seni budaya lokal, khususnya dari wilayah Penajam Paser Utara, dapat ditampilkan dalam acara tersebut.
“Harapan kami, tampilan seni budaya lokal seperti ritual adat tepung tawar bisa dilaksanakan di sana, terutama untuk menyambut tamu-tamu kehormatan,” jelasnya.
Selain itu, Helena juga menyoroti nilai sejarah yang luar biasa dari peringatan HUT RI ke-79 ini.
Ini adalah momentum bersejarah, untuk pertama kalinya upacara 17 Agustus diadakan di tanah Kalimantan Timur, yaitu di Ibu Kota Nusantara.
“Harapan kami, semua perwakilan paguyuban dan tokoh agama dapat hadir dan berpartisipasi,” katanya lagi.
Lebih lanjut, Helena juga menyatakan, bahwa peringatan ini dapat menjadi catatan sejarah yang berharga bagi generasi muda Indonesia.
“Kami ingin agar generasi muda memahami bahwa ini adalah bagian dari sejarah bangsa yang harus dijaga dan dilestarikan,” jelas Helena.
Aspek pelestarian budaya lokal turut menjadi perhatian pemerintah dalam pembangunan Ibukota Nusantara (IKN).
Sementara itu, Ketua Umum Persekutuan Dayak Kalimantan Timur, Syaharie Jaang mengatakan, budaya lokal harus menjadi perhatian utama agar tidak tergerus arus modernisasi yang menyertai pembangunan tersebut.
“Selama ini saya secara aktif juga diundang Deputi Bidang Sosial, Budaya, dan Pemberdayaan Masyarakat IKN Alimudin,” kata Jaang dalam diskusi daring bertajuk IKN dan Makna Kemerdekaan dikutip Sabtu (10/8).
Lebih lanjut Jaang mengaku, ia dan sejumlah tokoh adat Kaltim secara aktif terlibat dalam diskusi dengan Alimudin.
“Kita sering diajak diskusi ya, bahkan saya juga sama-sama dengan beberapa tokoh Kaltim,” ungkapnya.
Bahkan, Jaang juga menyebut, dirinya bersama beberapa tokoh Kaltim telah menandatangani dokumen yang menekankan pentingnya perhatian terhadap seni dan budaya lokal.
Hal ini menjadi bagian penting dari strategi untuk memastikan bahwa nilai-nilai budaya Dayak dan tradisi lokal lainnya tetap terjaga di tengah transformasi besar yang sedang berlangsung di kawasan IKN.
“Saya juga sama-sama dengan beberapa tokoh Kaltim menandatangani dokumen bagaimana seni dan budaya lokal itu menjadi perhatian dalam hal pembangunan IKN,” pungkasnya.
Diketahui, hadir dalam diskusi virtual tersebut Dirjen IKP Kominfo, Usman Kansong; Deputi IV Kepala Staf Presiden (KSP), Wandy N Tuturoong; hingga Budayawan Romo Benny Susetyo.
(ar/lb)