[ad_1]
BAGI sebagian orang, tugas adalah beban. Dengan alasan bukan passion mereka. Termasuk, dalam hal memilih pekerjaan, mesti relevan dengan passion. Apabila tidak sinkron, menjelma problem lanjutan seperti tugas yang terbengkalai dan sejenisnya.
Namun demikian, tidak bagi mahasiswa Unisnu Jepara, Wahyuni Rahmawati. Menurutnya, bukan passion itu bisa sebagai challenge atau tantangan. Apabila seseorang tidak menerima challenge, dengan kata lain tidak ada kemajuan.
“Jangan enggan menerima challenge, karena hal itu menumbuh kembangkan diri sebagai orang yang lebih baik dari pada hari kemarin. Jika hal sulit pun dilatih terus menerus, maka tidak terasa itu sulit lagi, karena terbiasa,” papar Wahyuni kepada liputanbangsa.com, Selasa (13/12/22).
Beralih di lini pekerjaan, menurut dara kelahiran Jepara, Oktober 1998 ini, bagi dia tidak ada seorang pun yang mengetahui masa depan. Oleh karena itu, ia mempelajari banyak hal untuk mempersiapkan pekerjaannya di masa mendatang.
“Yang jelas, self-growth adalah keharusan. Ini diberikan challenge, supaya kelak di masa depan mampu menghadapinya. Tidak ada garansi masa depan, yang kita bisa hanya berusaha sebaik mungkin, jangan passion terus, bisa jadi itu pengalihan yang berasal dari zona nyaman,” terang pemilik akun Instagram @yunia.emejing.
Sementara itu, terkait persoalan bahasa, seperti Toefl dan Imka di kampus, bagi dia adalah hal yang sah-sah saja. Selagi relevan dengan yang dibutuhkan dunia terhadap mahasiswa.
“Ini bagus sih, terutama bahasa Inggris. Alasannya sederhana, karena bahasa Internasional. Tapi secara jelas dibutuhkan, karena banyak juga kan jurusan keagamaan (Arab) malah dipaksa untuk berbahasa Inggris, ini jelas pemaksaan,” jelasnya.
Kemudian, melihat dari sudut pandang kebutuhan mahasiswa. Bag dia, yang terpenting pengejawantahan selepas dari kampus. Karena, implementasinya berada di lingkunan masyarakat.
“Apabila hanya formalitas, selain buang-buang waktu dan tenaga, juga merupakan tindakan yang sia-sia memaksakan mahasiswa mesti piawai berbahasa arab dan inggris. Sementara, aplikasi di masyarakat tidak diperlukan,” ucapnya. (cr2/gih)
[ad_2]
Beranda