liputanbangsa.com – Selena Gomez membuat pengakuan mengejutkan ke publik.
Penyanyi dan aktris berusia 32 tahun ini mengaku tidak bisa hamil lantaran kondisi kesehatannya.
Mantan kekasih Justin Bieber ini sudah berjuang selama bertahun-tahun melawan penyakit autoimun, yakni lupus yang diidapnya.
Akibat penyakit tersebut, Selena tidak memungkinkan untuk hamil karena sangat membahayakan kesehatannya dan juga calon bayinya.
“Saya belum pernah mengatakan ini. Tetapi sayangnya saya tidak dapat mengandung (hamil) anak-anak saya sendiri. Saya memiliki banyak masalah medis yang dapat membahayakan hidup saya dan bayi saya. Itu adalah sesuatu yang pernah saya sesali,” kata Selena Gomez, dilansir Vanity Fair.
Meski begitu, Selena Gomes merasa masih beruntung karena memiliki opsi lain untuk mendapatkan momongan.
Ia berpikir akan mengadopsi anak di masa yang akan datang. Â Ia juga memikirkan tentang pilihan surrogate mother atau ibu pengganti untuk mendapatkan anak.
“Ini tidak selalu seperti yang saya bayangkan. Saya pikir itu akan terjadi seperti yang dialami semua orang. (Tetapi) saya berada di tempat yang jauh lebih baik. Saya merasa beruntung karena ada orang-orang hebat yang bersedia menjadi ibu pengganti atau melakukan adopsi, yang keduanya kemungkinan besar menjadi pilihan saya,” tuturnya.
Peluang kehamilan lebih rendah dan membahayakan untuk ibu dengan autoimun?
Gangguan autoimun atau penyakit autoimun adalah suatu kondisi di mana sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel sehat.
Dikutip laman Draliabadi, gangguan autoimun 5 kali lebih umum terjadi pada wanita, dan insidensinya cenderung mencapai puncaknya pada masa reproduksi.
Oleh karena itu, kelainan ini biasa terjadi pada ibu hamil.
Ada banyak kaitan kehamilan dan gangguan autoimun.
Dalam beberapa kasus, kehamilan mungkin mempunyai dampak besar pada gejala penyakit autoimun, seperti pada kasus artritis reumatoid dan sklerosis multipe.Â
- Kehamilan dapat memicu gangguan autoimun.
- Kelainan autoimun dapat mengganggu kehamilan sehingga membahayakan janin.
- Antibodi yang dihasilkan ibu dapat memasuki sistem janin sehingga memengaruhi pertumbuhannya.
Meski kemungkinan risiko kehamilan penderita autoimun lebih besar, tapi tetap bisa hamil. Namun, ada beberapa hal yang harus dilakukan, berikut di antaranya:
- Mencapai remisi atau gejala autoimun hilang dan membaik secara signifikan.
- Setidaknya enam bulan sebelum kehamilan.
- Wanita dengan kondisi autoimunnya berada dalam tahap remisi biasanya memiliki risiko komplikasi kehamilan dan gejala yang lebih rendah.
Bagaimana risiko kehamilan pada ibu dengan lupus seperti Selena Gomez?
Risiko Kehamilan Penderita Lupus
Ada beberapa risiko kesehatan yang dialami penderita lupus saat hamil. Tidak hanya berdampak pada pasien lupus tapi calon bayi. Risiko yang dapat dialami yakni.
- Banyak pasien lupus memiliki riwayat keguguran.
- Hambatan pertumbuhan intrauterin (IUGR), dan kelahiran prematur.
- Akibat lupus yang mereka alami, banyak perempuan mengalami kerusakan ginjal, yang dapat meningkatkan risiko pada janin.
Selain itu, ibu hamil dengan penyakit lupus, akan memengaruhi kondisi calon bayi.
Janin dapat mengalami beberapa komplikasi seperti detak jantung lambat, jumlah trombosit rendah dan jumlah sel darah putih rendah anemia.
Selain itu, umumnya antibodi ibu perlahan-lahan akan menghilang.
Bila menderita lupus memutuskan untuk tetap hamil sebaiknya menunggu hal-hal sebagai berikut.
- Gangguan lupus Bunda tidak aktif selama 6 bulan atau lebih
- Gangguan lupus terkendali dengan bantuan obat-obatan
- Tekanan darah dan fungsi ginjal sama-sama normal
- Bunda disarankan untuk terus mengonsumsi hidroksiklorokuin selama kehamilan dan jika kambuh lagi, Bunda dapat mengonsumsi prednison, metilprednisolon, atau imunosupresan dosis rendah sesuai petunjuk dan perawatan penyedia layanan kesehatan.
Jadi buat Bunda yang menderita autoimun sebaiknya konsultasinya kesehatan ke dokter.
Apakah memang diperbolehkan untuk hamil secara normal atau tidak disarankan hamil seperti yang dialami oleh Selena Gomez.
Â
(ar/lb)