Alasan Pulau Kunti di Sukabumi Dilarang Dimasuki Manusia – Liputan Online Indonesia

SUKABUMI, liputanbangsa.comPulau Kunti adalah kawasan geopark nasional dikenal pemandangan alamnya yang indah.

Tempatnya ada di dalam area Ciletuh Palabuhanratu UNESCO Global Geopark (CPUGG), Sukabumi.

Namun mulai tahun 2024, Pulau Kunti terlarang untuk dimasuki manusia. Padahal, tempat seindah itu kerap menarik wisatawan.

Alasan Pulau Kunti Ditutup

Salah satu alasan Pulau Kunti ditutup untuk umum karena ada banyak pedagang ilegal dan perambahan lahan di kawasan ini sudah semakin mengkhawatirkan. Sampai-sampai ada kebun singkong di sana.

Kepala Resor (Kares) Cikepuh Iwan Setiawan, mengatakan bahwa kebijakan penutupan ini diambil sudah melalui banyak pertimbangan dan sosialisasi.

“Kalau saya sendiri dari dulu sudah sosialisasi, hanya banyak pertimbangan ya. Bukan berarti saya memberikan kebijakan. Waktu itu, warung masih tidak bertambah, sekarang warung bertambah. Di belakangnya ada kebun, kebun singkong, kebun pisang. Ini semakin hancur,” ungkap Iwan.

Iwan juga menjelaskan bahwa sebenarnya dari dulu tidak diperbolehkan ada kegiatan apapun di kawasan Pulau Kunti.

Pasalnya, itu merupakan kawasan konservasi, baik Pulau Kunti maupun pasir putih.

“Ada kegiatan di sana itu dari dulu ilegal, tidak boleh berdasarkan aturan UU No. 5 Tahun 1990 itu tidak boleh, tentang konservasi sumberdaya alam dan ekosistemnya, makanya kemarin bukan apa-apa ini jadi beban moral juga baik untuk KLHK, ataupun Geopark,” tegasnya.

Karena perhitungan dampak terhadap terhadap status Geoprak itulah, yang jadi sebab alasan Pulau Kunti tidak boleh dimasuki lagi.

Di sisi lain, tim asesor UNESCO akan melakukan revalidasi kawasan di akhir tahun 2024.

Jika nanti melihat kawasan konservasi semrawut, kumuh, ditakutkan nilai geoparknya akan turun bahkan bisa dicoret.

“Makanya kami dengan badan pengelola geopark kemarin mengadakan pertemuan, antisipasi tahun 2024 akhir akan ada revalidasi,” jelas Iwan.

Lalu, bagaimana jika ada wisatawan? Iwan mengatakan, kunjungan tetap diperbolehkan, tapi hanya sebatas melihat dari perahu wisata tanpa memasuki kawasannya.

“Harapan GM Geopark, berkaca pada geopark yang ada di Korea, pengunjung melihat dipinggir laut, begitu kan nggak bisa turun dari perahu. Kemarin hasil rapat ada kesepakatan bersama, pelaku usaha wisata, dagang perahu, sepakat sampai 30 desember untuk minta waktu. Per Januari sudah steril,” ungkapannya.

Deretan pulau membentang di kawasan Geopark Ciletuh Palabuhanratu, Sukabumi. Salah satu pulau di kawasan tersebut dinamai Pulau Kunti.

Deretan pulau membentang di kawasan Geopark Ciletuh Palabuhanratu, Sukabumi.

 

Sekilas tentang Pulau Kunti

Pulau Kunti merupakan salah satu pulau kecil di kawasan Geopark Ciletuh, Kabupaten Sukabumi. Pulau Kunti sendiri ada di ujung semenanjung area Gunung Badak, kawasan Hutan Suaka Margasatwa Cikepuh (Cagar Alam Cibanteng).

Tempat ini juga dikenal dengan pasir putih dan deretan karang sisa lava gunung api.

Menurut Pak Saman, seorang warga sekaligus Geo Ranger CPUGG, Pulau Kunti yang di ujung semenanjung terbentuk dari sedimen Batuan Melan.

“Itu usianya diperkirakan antara 55 juta tahun sampai 65 juta tahun, itu semua hasil reduksi sesar tidak bisa dipatahkan lagi batuan itu dari laut. Karena disana itu ditemukan fosil namanya numulates,” jelasnya.

 

Kenapa Dinamakan Pulau Kunti?

Konon, dinamakan Pulau Kunti karena diambil dari kisah suara tawa khas kuntilanak, makhluk halus sosok perempuan berbaju putih di kawasan tersebut.

Kisah ini sudah terkenal turun temurun, dan menjadi misteri bagi warga di Kampung Palangpang, Desa Ciwaru, Kecamatan Ciemas, Kabupaten Sukabumi.

Tapi ternyata, asal tawa kuntilanak di Pulau Kunti bisa dijelaskan secara ilmiah. Di mana, hasil suara terbuat secara alami.

“Pulau Kunti terbentuk dari kompleks batuan konglomerat (batuan melan) yang dihasilkan dari lava gunung api jutaan tahun lampau. Suara itu akan terdengar, saat air laut di sekitar pulau pasang,” ungkap Saman.

Deretan pulau membentang di kawasan Geopark Ciletuh Palabuhanratu, Sukabumi. Salah satu pulau di kawasan tersebut dinamai Pulau Kunti.

Deretan pulau membentang di kawasan Geopark Ciletuh Palabuhanratu, Sukabumi. Salah satu pulau di kawasan tersebut dinamai Pulau Kunti.

Gelombang yang menghantam batuan, akan memperdengarkan suara seperti tawa kuntilanak. Gema itu juga merambat hingga ke sekitar pulau.

“Nah, batuan itu berbentuk mirip dam namun berongga. Ketika ada gelombang menghantam, suara dentuman itu bergema mirip suara kuntilanak,” tambah Saman.

 

 

(ar/lb)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *