liputanbangsa.com – Menjaga tali silaturahmi antar-sesama adalah salah satu hal yang harus dilakukan setiap umat Muslim, utamanya di momen Idul Fitri.
Namun, penyebutan yang berbeda terkadang membuat banyak orang bingung. Apa sebenarnya beda silaturahmi dan silaturahim?
Pada dasarnya, silaturahmi dan silaturahim memiliki makna yang hampir serupa, yakni menjaga tali persahabatan atau kerukunan dengan sesama.
Mengutip laman resmi Muhammadiyah, kata ‘silaturahim’ berasal dari kata ‘shilat ar-rahim’. Sedangkan ‘silaturahmi’ berasal dari kata ‘shilat ar-rahmi’.
Secara makna, keduanya bisa dibilang sama. Beda silaturahmi dan silaturahim terletak pada kepada siapa kata tersebut diucapkan.
Shalat memiliki arti sambungan, menyambung, menjalin, atau saling menghubungkan. sedangkan ar-rahim atau ar-rahmi satu akar pada kata yang sama, yaitu rahima – yarhamu atau rahim.
Mengutip berbagai sumber, silaturahim secara sederhana memiliki makna hubungan rahim.
Jadi, silaturahim artinya menjalin hubungan erat dengan keluarga atau yang memiliki hubungan darah atau satu rahim.
Imam An Nawawi menjelaskan dalam kitabnya Syarh Shahih Muslim mengenai silaturahim, yang berbunyi :
“Adapun silaturahim, ia adalah berbuat baik kepada karib-kerabat sesuai dengan keadaan orang yang hendak menghubungkan dan keadaan orang yang hendak dihubungkan. Terkadang berupa kebaikan dalam hal harta, terkadang dengan memberi bantuan tenaga, terkadang dengan mengunjunginya, dengan memberi salam, dan cara lainnya.” (Syarh Shahih Muslim, 2/201)
Sedangkan silaturahmi, atau ar – rahmi secara sederhana berarti kasih sayang. Jadi, kata ini memiliki makna kasih sayang sesama manusia dalam arti luas, selain dengan hubungan keluarga.
Rasulullah SAW bersabda mengenai keutamaan silaturahmi:
“Barang siapa menginginkan untuk diluaskan rezekinya serta diundur ajalnya: hendaklah ia bersilaturahmi.”
Keutamaan Bersilaturahmi
Meski memiliki makna yang berbeda, menjaga hubungan baik dengan keluarga maupun kerabat memiliki berbagai keutamaan yang bisa diraih.
Mengutip NU Online, Syekh Sulaiman Al-Bujairimi menyebut, setidaknya ada 10 keutamaan bersilaturahmi.
“Dalam silaturahim terdapat sepuluh hal terpuji.” (Syekh Sulaiman Al-Bujairimi, Hasyiyatul Bujairimi alal Khatib, [Beirut, Darul Fikr: 2007 M/1427-1428 H], juz III, halaman 272).
Berikut beberapa keutamaan silaturahmi:
- Mendapatkan rida Allah karena menjaga hubungan baik dengan sesama sebagai anjuran yang baik dilakukan.
- Menyebarkan kebahagiaan bagi kerabat atau teman di sekitar.
- Memberikan kebahagiaan pada malaikat, sebab malaikat senang bersilaturahmi.
- Menciptakan hal positif yang dapat diingat oleh orang lain karena kita akan dinilai sebagai orang yang pandai menjaga silaturahmi.
- Membuat hati dan pikiran Iblis resah karena Iblis tidak menghendaki hubungan baik antar-manusia.
- Menambah keberkahan dalam hidup.
- Menambah keberkahan rezeki.
- Membuat bahagia sanak saudara yang sudah wafat karena keturunannya menjaga hubungan kekerabatan.
- Menambah muruah atau kehormatan diri.
- Menambah pahala setelah mereka yang menjaga hubungan wafat karena kerabat-kerabat akan menyebut kebaikannya semasa hidup.
Jadi, beda silaturahmi dan silaturahim berada pada kepada siapa kita akan berkunjung.
(ar/lb)