liputanbangsa.com — Indonesia diberikan ‘kartu kuning’ oleh FIFA atau sanksi administrasi berupa pembekuan dana FIFA Forward 3.0, imbas batalnya Indonesia jadi tuan rumah Piala Dunia U-20 tahun 2023.
Melihat hal itu, Ketua PSSI Erick Thohir berupaya mencaikan bantuan dana program FIFA Forward untuk operasional PSSI, dengan berencana melobi FIFA untuk memberikan keringanan sanksi terhadap Indonesia.
Erick menilai bantuan dana tersebut sangat dibutuhkan untuk pembangunan Indonesia, sehingga ia ingin melakukan lobi kepada FIFA.
“Nanti mungkin satu-dua bulan lagi saya masih menunggu apakah FIFA akan meringankan sanksi administratif karena buat kami PSSI, bantuan US$1,25 juta itu bukan dana yang kecil dan besar juga, tapi itu bagian melakukan program,” kata Erick di Jakarta, Senin (10/4).
Asprov PSSI juga disebut Erick membutuhkan dana dari program FIFA Forward. Ia akan berusaha untuk menyalurkan dana dari FIFA untuk menopang semua program di daerah.
“Asprov butuh dana itu dan yang harus kita coba bantuan ini agar ke depannya bisa jadi dana yang digunakan walaupun PSSI menggelar liga harus mengumpulkan dana juga,” ucapnya.
Mengenai IKN yang akan menjadi tempat dibangunnya pemusatan latihan, Erick mengatakan dana dari program FIFA Forward tersebut rencananya akan menyasar untuk kebutuhan itu.
“Dana FIFA Forward ini juga bisa dipakai untuk pembangunan training center di IKN. Ini yang saya tanya ke FIFA, tapi mereka belum jawab,” ujarnya.
Diketahui FIFA Forward 3.0 sendiri bertujuan untuk menyediakan pendanaan bagi pengembangan sepak bola di seluruh dunia. Kebijakan tersebut masih terhitung baru, FIFA meluncurkannya pada Januari 2023 dan akan berlangsung sampai akhir 2026.
Total dana FIFA Forward yang akan dibekukan oleh FIFA pada PSSI sebesar US$5,6 juta atau setara Rp83,6 miliar. Dana tersebut sebelumnya telah diserahkan kepada Erick pada awal Maret lalu, tetapi kini FIFA akan membekukannya sampai waktu yang belum ditentukan. (afifah/lbi)