Flu Babi Afrika Masuk Batam, Peternak Merugi Rp28 Miliar – Liputan Online Indonesia

flu babiFlu Babi Afrika Masuk Batam, Peternak Merugi Rp28 Miliar. Foto: dok.iica.int

liputanbangsa.com – Kasus flu babi Afrika (African Swine Fever/ASF) sudah menyebar ke Batam, Kepulauan Riau sejak April lalu.

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi meminta kepada seluruh peternak di Indonesia untuk tetap waspada terhadap penyakit ASF ini.

Nadia menyebut kewaspadaan itu perlu ditingkatkan terutama usai teridentifikasinya sejumlah babi di Batam, Kepulauan Riau yang terkena ASF pada akhir April lalu. Meskipun begitu, Kemenkes mengklaim ASF disebut tidak menular ke manusia.

“Sampai saat ASF ini tidak membahayakan manusia karena tidak menularkan ke manusia. Tetapi tentu kita tetap waspada bila meng-handle ternak yang misalnya sakit,” kata Nadia.

Wabah flu babi Afrika ini membuat peternak di Indonesia merugi hingga Rp28 Miliar karena Singapura sebelumnya sempat menghentikan impor babi asal Pulau Bulan, Batam sejak 23 April 2023.

Larangan impor itu dilakukan buntut temuan Badan Pangan Singapura/Singapore Food Agency (SFA) atas penyakit ASF pada sejumlah babi asal Batam.

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Batam Rafki Rasyid mengatakan setiap harinya Batam mengekspor sekitar 1.000 ekor babi dengan nilai ekspor kurang lebih sekitar Rp 2 miliar.

Di sisi lain, Rafki juga menuturkan Kementerian Pertanian telah melakukan serangkaian dialog bersama Singapura agar keran ekspor akan segera dibuka kembali. Ia pun mengapresiasi hal tersebut, sehingga peternak tidak terus merugi.

flu babi
African Swine Fever/ASF. Foto: dok.iica.int

Sebagai informasi, virus ASF ini juga mampu bertahan di lingkungan dan pada daging olahan seperti sosis dan bacon. Virus ini juga mampu bertahan dan menempel di pakaian seseorang yang melakukan kontak dengan babi yang terinfeksi ASF.

Sehingga Kementerian Kesehatan meminta agar pemilik peternakan selalu memastikan kebersihan kandang dan melengkapi peternak dengan sepatu boot dan sarung tangan. Kemenkes, juga telah berkoordinasi dengan Kementerian Pertanian untuk mengantisipasi temuan penyakit ini.
(heru/lbi)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *