liputanbangsa.com – Kualitas udara Jakarta pada Rabu (19/6/2024) pagi ini menjadi yang terburuk ketiga di dunia. Penilaian ini berdasarkan data situs pemantau kualitas udara IQAir.
Berdasarkan pantauan pada pukul 05.00 WIB, indeks kualitas udara (AQI) di Jakarta berada di angka 177 dengan angka partikel halus (particulate matter/PM) 2.5 yang berarti masuk kategori tidak sehat.
Seperti dilansir Antara, kota dengan kualitas udara terburuk di dunia pada pagi ini adalah Delhi, India dengan indeks kualitas udara di angka 302, kemudian di urutan kedua diikuti Kinshasa, Kongo di angka 251, sedangkan di urutan keempat ada Kumpala, Uganda di angka 176.
Sementara itu, Sistem Informasi Lingkungan dan Kebersihan Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta menunjukkan bahwa kualitas udara Jakarta berada pada kategori tidak sehat.
Kategori kualitas udara tersebut berarti tingkat kualitas udara yang bersifat merugikan pada manusia ataupun kelompok hewan yang sensitif atau bisa menimbulkan kerusakan pada tumbuhan ataupun nilai estetika.
Sejumlah wilayah di Jakarta yang terpantau antara lain, Bundaran HI (106), Kelapa Gading (116), Jagakarsa (127), Kebon Jeruk (136) dan Lubang Buaya (106).
Jokowi Singgung Kualitas Udara Jakarta
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo atau Jokowi membandingkan kualitas udara Jakarta dan Ibu Kota Nusantara (IKN) dengan negara-negara lain, seperti Melbourne, Singapura, hingga Paris. Menurut dia, kualitas udara di Jakarta sangat buruk dibandingkan negara-negara lain.
“Tadi pagi saya membandingkan indeks kualitas udara di Jakarta di Singapura, Melbourne, Paris dan Nusantara,” kata Jokowi saat Groundbreaking Gedung Bank Tabungan Nusantara (BTN) di IKN, Kalimantan Timur, Rabu (5/6/2024).
Jokowi Sebut Kualitas Udara Jakarta Jauh dari Standar
Dia mengungkapkan kualitas udara di Jakarta berada di angka 176, Singapura, 44, Melbourne 38, dan Paris 38.
Sementara itu, Jokowi menyebut standar kualitas udata yang baik berada di angka 0 sampai 50.
“Di Jakarta jauh sekali dari standar itu, saya kira bukan Jakarta tapi Jabodetabek,” ujarnya.
Kendati belum diukur, Jokowi meyakini kualitas udara di IKN berada di angka 20. Hal ini menandakan kualitas udara di IKN jauh lebih baik dibandingkan Jakarta.
“Di Nusantara belum diukur, saya lihat mau nunggu-nunggu, belum diukur tetapi saya yakini pasti di sekitar 20-an,” tutur Jokowi.
Terlebih, kata dia, IKN akan mengusung konsep kota hijau atau green city. Sehingga, nantinya hanya kendaraan listrik ramah lingkungan yang diperbolehkan masuk ke IKN.
“Yang diperbolehkan hanya EV (electric vehicle), akan nol (emisi karbon). Karena penggunaan energi di sini juga yang diperbolehkan adalah energi hijau. Inilah konsep Nusantara ke depan,” jelas Jokowi.
Jakarta Gencarkan Kampanye Jalan Kaki
Sementara itu, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jakarta berhasil memecahkan Rekor MURI untuk kategori ‘Jalan Kaki 7.500 Langkah per Hari oleh ASN Terbanyak’.
Adapun gerakan jalan kaki 7.500 langkah per hari ini merupakan kampanye untuk membiasakan jalan kaki demi kesehatan masyarakat serta membantu membuat udara Jakarta menjadi lebih bersih.
Gerakan jalan kaki 7.500 langkah per hari tersebut berlangsung di puncak acara Jakarta Berjaga (Bergerak, Bekerja, Berolahraga dan Bahagia) sekaligus Peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia yang dihelat di parkiran selatan kompleks Gelora Bung Karno (GBK), Minggu (9/6/2024).
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta Asep Kuswanto menyebut, kegiatan ini bisa menjadi momentum bagi warga Jakarta untuk mengubah kebiasaan dari menggunakan kendaraan bermotor pribadi, menjadi berjalan kaki atau menggunakan transportasi publik.
“Dengan lebih banyak berjalan kaki, kita tidak hanya menjaga kesehatan kita sendiri, tetapi juga membantu menjaga lingkungan kita. Ini adalah langkah kecil yang memiliki dampak besar,” kata Asep dalam keterangan tertulis, diterima Minggu (9/6/2024).
Gerakan Jalan Kaki Diikuti 5.300 Peserta
Selain itu, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jakarta Ani Ruspitawari menyampaikan, rangkaian kegiatan Jakarta Berjaga telah dimulai sejak 28 April 2024.
Kegiatan jalan kaki 7.500 langkah per hari tersebut diikuti 5.300 peserta terdiri dari Aparatur Sipil Negara (ASN) Pemprov DKI Jakarta, BUMN/BUMD, institusi pendidikan, kementerian, pegawai swasta, serta masyarakat umum.
Kegiatan ini, dihadiri juga oleh Penjabat (Pj) Gubernur Jakarta Heru Budi Hartono.
Ani berharap, melalui kegiatan ini seluruh ASN di lingkungan Pemprov Jakarta bisa menjadi pelopor atau agent of change bagi seluruh warga Jakarta untuk memulai gerakan jalan kaki 7.500 langkah per hari.
“Kami mengajak seluruh masyarakat untuk menjalani gaya hidup sehat melalui kampanye Jakarta Berjaga. Ini bukan hanya tentang berolahraga, tetapi juga tentang menjaga keseimbangan antara aktivitas fisik dan kebahagiaan,” kata Ani.
(ar/lb)