liputanbangsa.com; Mengetahui Sejarah Kebaya, Berawal Hanya Dikenakan Keluarga Kerajaan hingga Jadi Outfit Kondangan Anak Muda

ByWeb Support

2 Desember 2022
Mengetahui Sejarah Kebaya, Berawal Hanya Dikenakan Keluarga Kerajaan hingga Jadi Outfit Kondangan Anak Muda

[ad_1]

Kebaya merupakan salah satu kekayaan budaya Indonesia yang patut diselebrasikan. Berasal dari bahasa Arab ‘abaya’ yang berarti pakaian, pakaian tradisional ini sudah menjadi identitas perempuan Indonesia yang turun-temurun diwariskan. Tampilan elegan dengan detail penuh makna dari kebaya menjadikannya sebagai favorit kaum hawa. Tak heran jika pakaian kaya karakter dan bersejarah ini berusaha didaftarkan ke UNESCO lewat kampanye Kebaya Goes to UNESCO

Nah, sambil mendukung campaign tersebut, tambah pengetahuan tentang asal mula kebaya yang sudah eksis ratusan tahun lalu yuk!

 

Awal Mula Masuknya Kebaya ke Nusantara




Kebaya di era 1870-1900/
Kebaya circa 1870-1900/ Foto: pinterest.com/Wikimedia Foundation

Mempunyai kebaya sebagai warisan budaya memang suatu yang patut dibanggakan, Beauties. Melansir laman detik, cikal bakal kebaya dimulai dari Dinasti Ming Tiongkok dan mulai tersebar ke kawasan Malaka, Sumatra, Sulawesi, Jawa, dan Bali sejak terjadinya migrasi masyarakat Tiongkok ke Asia Tenggara. Bangsa Portugis juga diyakini turut berperan dalam penyebarluasannya ketika mereka mendarat di Asia Tenggara dan memperkenalkan kebaya.

Karena itu, catatan sejarah menunjukan bahwa kebaya tak hanya eksis di Jawa, tapi juga wilayah peradaban Melayu. Sementara di nusantara, kebaya hanya dikenakan oleh anggota keluarga kerajaan sekitar abad ke-15 dan 16. 

 

Kebaya Dipakai Perempuan Eropa Saat Kolonialisme




Perempuan Eropa yang tinggal di Indonesia memakai kebaya tahun 1905/
Perempuan Eropa yang tinggal di Indonesia memakai kebaya/ Foto: pinterest.com/Oud Indie New

Selama kolonialisme Belanda, kebaya juga dipakai perempuan Eropa di nusantara, Beauties. Material tenun mori dan sutra yang disulam digunakan untuk membuat pakaian tradisional itu. Kebaya baru menjadi pakaian yang dikenakan semua kelas sosial dengan latar belakang baik perempuan pribumi maupun peranakan Belanda di abad ke-19.

Di era yang sama, pendatang baru dari Belanda berusaha beradaptasi dengan masyarakat lokal dengan mengenakan pakaian tradisional ini. Mereka mengenakan kebaya sebagai pakaian sehari-hari di rumah, bukan untuk menghadiri acara besar.

Walaupun begitu, stigma negatif sempat melekat pada kebaya di masa penjajahan Jepang karena dianggap sebagai pakaian tahanan pribumi dan para pekerja paksa kaum perempuan.

[ad_2]
liputanbangsa.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *