[ad_1]
Beauties, jika kamu sering scrolling media sosial, setiap harinya pasti ada saja kabar atau utas yang viral soalĀ kisah percintaan seseorang yang gagal. Entah itu patah hati, perselingkuhan, hingga perceraian dan kekerasan dalam rumah tangga.
Ketika menjalin sebuah hubungan, kita tentu menginginkan hubungan yang bisa bertahan lama alias langgeng serta penuh cinta dan kehangatan di dalamnya. Namun, kamu pasti paham bahwa hal tersebut tidaklah mudah dan bukan hanya usaha dari satu pihak saja. Untuk mendapatkan sebuah hubungan yang sukses, diperlukan usaha dari kedua belah pihak.
Selain usaha, menurut psikolog ada satuĀ kunci utama untuk mendapatkan hubungan yang langgeng dan berhasil. Apa itu?
Kunci Utama Hubungan Langgeng dan Berhasil
Pasangan psikolog,Ā Drs. John dan Julie Schwartz GottmanĀ telah mempelajari lebih dari 40 ribu pasangan yang memulai terapi pasangan. Mereka sendiri telah menjalaniĀ menikah dan menjalani bahtera rumah tangga yang bahagia selama 35 tahun. Kedua psikolog ini dikenal akan karya mereka tentang stabilitas hubungan dan prediksi perceraian.
Kepada CNBC Make It,Ā Drs. John dan Julie Schwartz GottmanĀ melakukan penelitian denganĀ tingkat akurasi 94 persen terkait apakah suatu pernikahan bisa bertahan lama setelah mengamati pasangan hanya dalam 15 menit.
Hasilnya, mereka menemukan satu kunci utama untuk mendapatkan hubungan yang langgeng dan berhasil, yaitu seberapa sering pasangan saling ‘kembali’ ke satu sama lain dan hadir dalam berbagai kondisi kehidupan, alih-alih berpaling pergi.
![]()
|
Ketika pasangan saling mengandalkan dan ‘kembali’ ke satu sama lain, ada sebuahĀ ‘tawaran untuk koneksi’ yang terjalin. Tawaran ini bisa berkisar dari hal-hal kecil, seperti mencoba menarik perhatian pasangan ketika memanggil namanya, hingga hal besar seperti memahami kebutuhan yang perlu dipenuhi dari masing-masing pihak.
Untuk memahaminya lebih jauh,Ā Drs. John dan Julie Schwartz GottmanĀ memberikan sebuah contoh skenario:
Misal, pasangan kamu sedang bermain ponsel dan berkata, “Oh, aku membaca sebuah artikel yang menarik.” Kamu bisa memberikan salah satu dari tiga respons berbeda:
- Hadir untuk pasangan: kamu mengakui dan terlibat dengan upaya pasangan untuk terhubung. Kamu akan membalas, “Oh, ya? Artikel tentang apa?”
- Berpaling:Ā Secara aktif mengabaikan atau tidak memperhatikan upayaĀ pasangan untuk terhubung. Kamu mungkin hanya akan fokus pada apa yang sedang dikerjakan dan tidak menggubris omongan pasangan.
- Melawan: Kamu mungkin akan kesal atau marah dan menghentikan upayaĀ pasangan untuk terhubung. Kamu mungkin berkata, “Tidak bisakah kamu melihatĀ aku sedang bekerja?”
![]()
|
Sikap ‘kembali’ dan hadir untuk pasanganĀ dapat membangun rasa kasih sayang dan kerja sama yang baik. Ini dapat membantu memperkuat fondasi hubungan yang langgeng.
Namun, tentu tidak mungkin atau sulit untuk selalu hadir bagi pasangan. Tapi dalam penelitian yang dilakukanĀ Drs. John dan Julie Schwartz Gottman, pasangan yang tinggal bersama selama setidaknya enam tahun salingĀ mengandalkan satu sama lain sekitar 86 persen dari waktu. Mereka yang bercerai hanya melakukannya 33 persen dari waktu.
Lantas, bagaimana cara hadir untuk pasangan dan saling mengandalkan satu sama lain di berbagai kondisi? Cari tahu kiatnya di halaman berikutnya, ya!
[ad_2]
liputanbangsa.com