liputanbangsa.com – Saat ini telah marak kejadian Organisasi Kemasyarakatan (Ormas) yang meminta Tunjangan Hari Raya (THR) menjelang Idulfitri.
Hal ini pun ramai menjadi perbincangan di masyarakat.
Menanggapi hal itu, Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jawa Tengah (Jateng) Mohammad Saleh menilai bahwa sebetulnya Ormas bisa diberdayakan dan bersinergi dengan pemerintah, alih-alih malah mengedepankan sikap premanisme.
“Dengan bersinergi dengan pemerintah daerah, ormas bisa mendayagunakan seluruh kemampuannya demi mewujudkan masyarakat yang sejahtera,” kata Saleh.
Menurutnya, sinergi yang kuat antara ormas dan pemerintah daerah dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat, mewujudkan kesejahteraan, serta mengatasi berbagai persoalan daerah.

“Saya berharap ormas mampu meningkatkan partisipasi masyarakat dalam menjaga dan memperkuat persatuan dan kesatuan daerah, sehingga terwujud sebuah kemajuan dan kesejahteraan masyarakat,” harap Saleh.
Sementara itu, Gubernur Jateng Ahmad Luthfi menjamin Jawa Tengah bebas dari praktek premanisme ormas.
“Nggak ada, nggak ada. Di Jawa Tengah tidak ada premanisme ormas,” katanya kepada awak media.
Meski demikian, pihaknya pun menyadari bahwa tindakan premanisme ormas saat ini cukup membuat resah masyarakat, utamanya menjelang Hari Raya Idul Fitri yang tinggal menghitung hari.
Oleh karena itu, pihaknya mengimbau kepada masyarakat jika menemukan kasus premanisme ormas untuk melapor terhadap pihak berwajib.
“Silakan lapor, kalau perlu lapor ke polda, itu ada pak kapolda, ada pak pangdam. Lapor gubernur pun kita siap turun tangan untuk basmi itu,” ujarnya.
(ar/lb)