Kudus, Liputanbangsa.com – Buah parijoto banyak ditemukan di area gunung Muria, Kudus, Jawa Tengah. Buah parijoto populer di kalangan masyarakat Kudus karena dipercaya bisa mengatasi masalah sulit hamil atau meningkatkan kesuburan hormonal pada wanita hingga menjaga fisik bayi dalam kandungan. Buah ini juga diyakini dapat menjadikan janin memiliki paras rupawan.
Melihat bentuknya, Buah ini menyerupai anggur tapi lebih kecil. Warnanya ungu kemerahan, sangat cantik dan menggoda. Meski banyak tumbuh liar, tanaman ini juga bisa dibudidayakan di pekarangan, pot, maupun dijadikan tanaman hias di dalam ruangan.
Kisah Parijotho dan Sunan Muria
Dilansir dari Wikipedia, Terdapat tradisi lisan yang menyebutkan bahwa Parijotho pertama kali ditanam oleh Sunan Muria. Kapal Dampo Awang yang karam di sekitar Pulau Muria menumpahkan muatan yang telah terkumpul dari berbagai pulau di kawasan perdagangan rempah Nusantara, salah satunya adalah biji Parijotho.
Ceceran biji Parijotho kemudian diambil Sunan Muria dan ditanamnya di hutan Pegunungan Muria. Saat istri Sunan Muria, Nyai Sujinah (Dewi Ayu Nawangsih) hamil dan mengidam buah masam, Sunan Muria kemudian memerintahkan para santrinya untuk mencari buah di hutan Pegunungan Muria. Para santri tersebut kemudian pulang membawa buah Parijotho dan menyerahkannya kepada Sunan Muria.
Masyarakat Kudus dan sekitarnya, turun-temurun, meyakini buah ini dapat meningkatkan kesuburan hormonal pada wanita hingga menjaga fisik bayi dalam kandungan.
Dan menurut kepercayaan masyarakat sekitar, buah parijoto dapat membuat wajah anak lebih tampan atau cantik. Buah ini dipercaya sebagai tanaman peninggalan atau warisan Sunan Muria karena buah ini hanya ditanam di kawasan lereng Muria.
Olahan Parijotho yang Praktis dan Kaya Manfaat
Secara medis buah langka yang banyak tumbuh di wilayah Pegunungan Muria ini memiliki banyak manfaat, diantaranya penurun kolesterol, mengurangi risiko kanker, penambah kesuburan dan menjaga kandungan ibu hamil.
Saat ini buah diolah menjadi berbagai macam produk seperti sirup, permen dan kripik Parijotho yang dijamin 100% alami tanpa pewarna, tanpa pemanis buatan dan tanpa bahan pengawet.
Saat berziarah ke Makam Sunan Muria di Kudus, Anda akan menemui pedagang-pedagang yang menjual buah kecil ini. Selain itu, zaman sekarang juga bisa membelinya secara online.
Olahan Parijotho CV. Argo Mulyo
Seperti halnya olahan Parijotho yang dikelola CV. Argo Mulyo. Pemilik CV Argo Mulyo yakni Sumarlan, beralamat di Desa Colo, RT.01/RW.01, Pandak, Colo, Kec. Dawe, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah.
Selain kopi, dirinya memanfaatkan kekayaan lokal Gunung Muria, yakni olahan parijotho menjadi sirup parijotho dan teh parijotho.
Rata-rata setiap harinya dirinya memproduksi 5 – 10 kilogram, akan tetapi itupun tergantung situasi pasar juga tingkat kunjungan peziarah.
Olahan Parijotho menjadi sirup untuk ukuran 350 ml Rp50 ribu, ukuran 250 ml Rp40 ribu dan ukuran 100 ml dijualnya Rp25 ribu.
Produknya setelah menjadi kemasan botol bisa dikonsumsi berbulan bulan, “Untuk produk bisa bertahan lumayan lama, yakni bisa sampai 7 hingga 8 bulan,” ujarnya.
Untuk pemesanan, anda bisa hubungi langsung di nomor 0823-2571-9509 atau mengunjungi media sosialnya di Instagram cv_argo_mulyo dan historical_coffee.
Olahan Parijotho lainnya di Kudus bernama Alammu, yang berada di Desa Colo RT 1 RW 1, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus. Alammu menyediakan Sirup parijoto, Teh Parijotho dan Buah parijotho yang masih segar. Owner Parijoto Alammu bernama Triyanto.
Untuk sirup parijoto yang diproduksinya menyediakan berbagai macam ukuran dalam satu botolnya. Di antaranya ukuran 250 ml, 350 ml, 500 ml dan 630 ml.
Produk sirup parijoto bisa bertahan hingga setahun. Namun dalam kemasan produk sirup Parijoto Alammu ditulis tahan 6 bulan. Menurutnya, hal itu agar lebih aman dan bagian dari ketentuan dari BPOM.
Pemasarannya melalui media sosial dan market place. Untuk Facebook dan Instagram dengan akun @alammu.official dan market place di akun shopee @alammu17. (oke/lbi)
BACA JUGA :
Melihat Sejarah Kudus Tempo Dulu di Museum Kretek Sembari Wisata Keluarga