SEMARANG, liputanbangsa.com – Dua bendungan di Kota Semarang yaitu Bendung Pucang Gading dan Bendung Simongan dipenuhi sampah setelah banjir. Sampah didominasi oleh ranting pohon, batang bambu, kayu dan batang pohon. Ada beberapa sampah plastik namun tidak mendominasi.
“Iya dipenuhi sampah kayu dan bambu,” ujar petugas bendung Simongan, Bayu Wanapati, Sabtu (7/1/2023).
Hujan deras yang mengguyur di wilayah Semarang dan sekitarnya membuat titik elevasi air di bendung Simongan mencapai 1,6 meter pada Jumat (6/1/2023).
Kondisi tersebut membuat status di bendung Simongan siaga 1.

“Masih status siap atau siaga 1,” paparnya.
Sementara itu, kondisi sebaliknya terjadi di bendung Pucang Gading. Di bendung tersebut ketinggian air capai 2 meter.
Petugas bendung Puncang Gading Sonhadji mengatakan, elevasi sampai 2 meter pada pukul 18.00 WIB. Kemarin terus kami laporkan ke pihak terkait seperti BPBD, BBWS dan lainnya
Menurutnya, ketinggian bendung di angka tersebut merupakan tertinggi paling tidak dalam lima tahun terakhir.
Ketinggian itu pula yang menyebabkan beberapa daerah alira sungai yang dilalui air terendam banjir akibat tanggul jebol. Air sungai mulai surut pada pukul 20.00 WIB.
“Kenaikan berkala, tergantung hulu, hitungannnya tiap 15 menit,” jelasnya.
Air setinggi tersebut, lanjut dia, berasal dari aliran Sungai Dolog dan Sungai Penggaron masuk ke Bendungan Pucangganding.
Belum lagi ketambahanan air dari aliran saluran air dari kawasan permukiman dan jalan.
Selepas itu , aliran air dialirkan ke Sungai Kali Babon dan Gergaji hingga Banjir Kanal Timur (BKT).
“Tak hanya air bah, bendungan dipenuhi pula oleh sampah kayu besar dari wilayah hulu. Hari ini Sabtu (7/1/2023), sedang kami bersihkan,” ujarnya. (dian/lbi)