KENDAL, liputanbangsa.com – Budidaya ikan lele telah menjadi praktik yang umum ditemukan di Kabupaten Kendal.
Selain relatif mudah dikembangkan, usaha ini memiliki potensi besar untuk mendatangkan pendapatan yang signifikan.
Kebutuhan tinggi akan benih lele untuk budidaya pembesaran mendorong semakin banyaknya masyarakat yang terjun ke bisnis pembenihan.
Pendapatan yang bisa dirasakan dalam waktu singkat semakin memotivasi banyak orang untuk menggelutinya.
“Di Kabupaten Kendal, setidaknya terdapat 121 Unit Pembenihan Rakyat (UPR). Masyarakat memilih usaha pembenihan karena modal yang dibutuhkan tidak terlalu besar dibandingkan usaha pembesaran. Selain itu, waktu produksi untuk pembenihan ikan lele relatif singkat, sehingga perputaran uang bisa lebih cepat,” ujar Joko Suprayoga, Sekretaris Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kendal, pada Jumat (11/10/2024).
Saat ditemui di Desa Truko, RT 1 RW 1, Kecamatan Kangkung, salah satu pelaku usaha pembenihan lele, Hisam Yasin yang mengelola UPR Sinar Truko, menjelaskan prosesnya.
“Hanya butuh waktu sekitar 1 hingga 1,5 bulan sejak menetas, benih lele sudah siap dijual. Benih yang paling diminati berukuran 3-5 cm dengan harga Rp 125 per ekor.
Biasanya, dalam sebulan minimal 90 ribu ekor benih berhasil terjual, sehingga omzetnya bisa mencapai lebih dari Rp9 juta per bulan,” ungkapnya.
Pentingnya Benih Bermutu
Dalam proses budidaya, kualitas benih memegang peranan penting. Untuk budidaya pembesaran, benih yang digunakan harus berasal dari indukan yang bersertifikat agar kualitasnya terjamin.
“Benih yang sesuai dengan standar CPIB (Cara Pembenihan Ikan yang Baik) memiliki daya tahan lebih kuat. Jadi, jangan asal memilih benih, kita harus tahu asal-usulnya,” tegas Joko Suprayoga.
Ia menambahkan, benih yang baik adalah kebutuhan utama dalam usaha perikanan budidaya.
“Saat ini dan ke depan, benih yang diperlukan adalah benih bermutu yang dihasilkan oleh induk unggul, dikelola oleh UPR atau Balai Benih Ikan yang berkompeten,” katanya.
Hisam Yasin juga menegaskan pentingnya memilih indukan berkualitas dan bersertifikasi.
Berdasarkan pengalamannya, benih lele yang dihasilkan dari indukan strain Sangkuriang memiliki tingkat keseragaman yang tinggi.
“Keseragaman benih ini membuat pelanggan senang karena angka Survival Rate (SR) atau daya hidup benih lebih tinggi, sehingga target produksi di segmen pembesaran bisa tercapai,” ujarnya.
Dukungan DKP Kendal
Dengan semakin berkembangnya usaha pembenihan di Kendal, DKP Kendal terus memberikan dukungan penuh.
Sekretaris DKP Kendal, Joko Suprayoga, menyatakan bahwa pemerintah daerah siap memfasilitasi pelaku usaha pembenihan dan budidaya untuk meningkatkan kualitas produksi mereka.
Salah satu fokus utamanya adalah penyediaan benih bermutu yang sesuai standar CPIB dan pengembangan teknologi budidaya.
Dengan tingginya permintaan benih lele yang berkualitas, usaha pembenihan di Kabupaten Kendal memiliki prospek yang cerah untuk terus berkembang dan berkontribusi pada perekonomian lokal, khususnya di sektor perikanan.
(lb/lb)