liputanbangsa.com – Mira Hayati, pengusaha skincare asal Makassar, Sulawesi Selatan kini terjerat masalah serius setelah produk kecantikannya, MH Miracle Whitening Skin, diduga mengandung bahan berbahaya.
Polda Sulawesi Selatan (Sulsel) mulai menyelidiki kasus ini setelah hasil review oleh dr. Oky Pratama viral di media sosial.
Dugaan penggunaan bahan berbahaya dalam produk skincare Mira Hayati ini turut direspons artis Nikita Mirzani.
Nikita Mirzani meminta pihak kepolisian untuk menindaklanjuti peredaran produk skincare berbahaya.
Nikita menyoroti, banyak produk kecantikan yang beredar di Makassar mengandung merkuri dan hidrokinon, yang berpotensi membahayakan kesehatan.
Kapolda Sulsel, Irjen Pol Yudhiawan Wibisono, menjanjikan akan menindak tegas produsen skincare yang terbukti melanggar hukum.
“Keselamatan masyarakat adalah prioritas nomor satu kepolisian,” tegasnya.
Fakta Tentang Mira Hayati
- Usia Muda: Mira Hayati lahir pada tahun 1995, kini berusia 29 tahun.
- Hobi Membeli Emas: Ia rutin membeli emas setiap hari Jumat, menganggap hari tersebut penuh berkah.
- Pengalaman Hidup: Sebelum sukses, Mira pernah hidup susah dan bekerja sebagai biduan dangdut.
- Kehidupan Pribadi: Mira menikah dengan Farhan, dan lebih suka menyebutnya “Pak Bos” di kalangan rekan bisnis.
- Ekspansi Bisnis: Produk skincare-nya telah memiliki 20.000 reseller di Indonesia dan merambah pasar luar negeri, termasuk Arab Saudi, Dubai, Malaysia, Hongkong, dan Taiwan.
Video viral yang menunjukkan Mira Hayati menghadapi masalah dengan tukang sampah di Makassar juga menambah sorotan publik terhadapnya.
Dalam video tersebut, Mira mengeluhkan tentang permintaan pembayaran Rp 500 ribu untuk mengangkut sampah yang menumpuk di depan rumahnya.
Respon Masyarakat dan Lembaga
Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) mendorong masyarakat untuk lebih berhati-hati dalam memilih produk kosmetik, terutama yang tidak terdaftar di BPOM.
Ketua YLKI Sulsel, Ambo Masse, mengingatkan agar masyarakat melapor jika menemukan produk berbahaya.
Ambo menyebut, kosmetik mengandung bahan berbahaya telah banyak ditemukan di pasaran khususnya di Kota Makassar.
Terlebih kata dia, ibu Kota Provinsi Sulawesi Selatan ini merupakan jalur trans produk-produk l.
“Di BPOM sudah banyak temuan yang didapat terutama Makassar jalur trans distribusi produk-produk,” ujar Ambo Masse.
“Nah, beberapa hasil temuannya banyak yang tidak sesuai aturannya misalnya tidak terdaftar dan mengandung bahan-bahan yang tidak cocok untuk kesehatan,” sambungnya.
Olehnya itu, kata dia, masyarakat harus lebih berhati-hati dalam memilih produk kecantikan.
(ar/lb)