KENDAL, liputanbangsa.com – Ruang terbuka hijau (RTH) Desa Bojonggede, Kecamatan Ngampel, Kabupaten Kendal berpotensi menjadi tempat wisata.
Ruang terbuka hijau yang menjadi Alun-alun Desa Bojonggede itu lokasinya strategis, karena berada di tepi jalan utama penghubung antara wilayah kecamatan.
Bentuknya juga unik, berupa replika Jembatan Merah atau Jembatan Plengkung Tol Kalikuto.
Lokasinya membelah area persawahan, sehingga menjadi pemandangan yang indah, asri dan alami.
Kepala Desa Bojonggede, Didik Hariawan mengatakan, RTH yang dibangun tahun 2021 itu didesain untuk memfasilitasi masyarakat desa setempat.
Pemanfaatannya bisa untuk event atau kegiatan desa yang mengundang banyak massa, seperti pengajian akbar.
Kades Didik mengatakan, sementara ini belum dijadikan tempat wisata, meskipun hanya dibuka tiap hari Minggu pagi.
Alasannya, lokasi alun-alun masih kurang luas. Oleh karena itu, rencana ke depan akan dikembangkan lagi, supaya lebih menarik.
“Ada rencana akan didesain lagi yang lebih menarik, sehingga bisa menjadi ikon desa atau desa wisata,” katanya.
Lebih lanjut Kades Didik mengatakan, sebenarnya pihak pemerintah desa sudah membentuk Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwishttps://id.wikipedia.org/wiki/Kelompok_Sadar_Wisata).
Namun, saat ini kondisi RTH belum memenuhi kriteria sebagai desa wisata.
“Sementara untuk kegiatan rutin warga, seperti senam, olahraga voli dan kegiatan karang taruna,” katanya.
Kepala Dinas Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Kabupaten Kendal, Achmad Ircham Chalid mengatakan, untuk membuka Desa Wisata harus didukung penuh oleh pemerintah desa dan masyarakat.
Tanpa ada dukungan penuh dari pemerintah desa dan masyarakat, maka Desa Wisata akan sulit berkembang.
“Desa Wisata itu harus disupport oleh pemerintah desa dan masyarakat, seperti Desa Wisata Kalikesek, namun kalau tidak disupport ya susah berkembang,” katanya.
RTH Alun-alun Desa Bojonggede diresmikan oleh Bupati Kendal Dico M Ganinduto pada tanggal 12 Desember 2021.
Bupati Dico pun memberikan apresiasi kepada kepala desa beserta perangkat dan seluruh masyarakat yang telah membangun fasilitas umum RTH berbentuk replika Jembatan Merah Tol Kalikuto.
Harapannya bisa meningkatkan ekonomi kreatif masyarakat.
“Saya mengajak masyarakat, agar terus bersama-sama dengan pemerintah daerah untuk melakukan pembangunan-pembangunan yang baik, dan harus memiliki pola pikir untuk terus maju ke depannya,” harapnya.
Menurut Bupati Dico, jika masyarakat kompak, pemerintahannya juga kompak, maka dalam jangka waktu dekat, Kabupaten Kendal akan lebih baik. Dengan demikian, masyarakatnya bisa lebih makmur dan sejahtera.
” Saya mensupport destinasi-destinasi wisata yang ada di Kabupaten Kendal, termasuk RTH ini agar bisa dijadikan Desa Wisata,” pungkasnya.
Di bagian depan RTH terdapat tulisan Cokro Bahu, yang diambil dari nama salah satu Tumenggung Mataram dan nama Bupati Kendal zaman Kerajaan Mataram.
Tujuannya agar generasi muda Kendal terus mengingat jasa-jasa para pendahulu yang sudah berjuang membangun Kendal.
(ar/lb)