liputanbangsa.com – Pelecehan emosional non-verbal merupakan salah satu bentuk manipulasi yang tidak selalu mengandalkan kata-kata untuk menimbulkan kerugian pada korbannya.
Pelecehan ini juga sama merusaknya dan lebih sulit dideteksi.
Memahami berbagai jenis pelecehan emosional non-verbal sangat penting untuk mengenali perilaku tidak sehat dalam hubungan.
Berikut 7 jenis pelecehan emosional non-verbal yang wajib kamu waspadai, sebagaimana telah dilansir dari Awareness Act.
1. Gestur dan Ekspresi Wajah
Gestur negatif seperti memutar mata, menyeringai, atau mendesah keras, bisa menjadi cara yang halus, namun ampuh untuk meremehkan atau merendahkan seseorang tanpa mengucapkan sepatah kata pun.
Ekspresi wajah negatif yang terus-menerus juga dapat menciptakan suasana permusuhan dan menurunkan harga diri korban.
2. Silent Treatment
Silent treatment melibatkan pengabaian atau penolakan untuk berkomunikasi dengan orang lain.
Dengan menghalangi dan menarik kasih sayang, pelaku melakukan kontrol dan menanamkan rasa takut pada pasangannya. Taktik ini dapat membuat korban merasa tidak berharga, tidak berdaya, dan putus asa untuk mendapatkan kembali perhatian pelaku.
3. Bahasa Tubuh yang Menolak
Bahasa tubuh yang meremehkan seperti berpaling, menyilangkan tangan, atau berdiri dengan postur tertutup, mengirimkan pesan penolakan dan ketidaksetujuan yang jelas. Ini adalah cara tidak langsung untuk menyampaikan penghinaan dan dapat menyebabkan korban merasa tidak penting.
4. Menahan Kasih Sayang dan Keintiman
Pasangan yang melakukan kekerasan mungkin menahan kasih sayang, cinta, atau keintiman sebagai sarana hukuman atau kendali. Hal ini dapat membuat korban merasa tidak dicintai, tidak diinginkan, dan kehilangan emosi, sehingga merusak harga diri dan kesejahteraan emosionalnya.
5. Pasif-Agresif
Perilaku pasif-agresif non-verbal melibatkan tindakan permusuhan dan sabotase yang halus, seperti dengan sengaja melupakan komitmen atau melakukan sesuatu dengan tujuan menyebabkan frustrasi atau kekecewaan yang membuat korban merasa bingung dan sakit hati.
6. Isolasi Sosial
Pasangan yang melakukan pelecehan mungin menggunakan isyarat non-verbal untuk mengisolasi korban dari teman dan keluarga.
Hal ini dapat mencakup memberikan tatapan tidak setuju selama pertemuan sosial atau menolak untuk berinteraksi dengan orang yang dicintai korban, sehingga membuat korban merasa terasing dan hanya bergantung pada pelaku untuk mendapatkan dukungan.
7. Pemantauan dan Pengawasan
Terus-menerus memeriksa tindakan korban, melacak keberadaan mereka, atau melanggar privasi mereka tanpa persetujuan adalah bentuk pelecehan emosional non-verbal.
Tindakan-tindakan ini mengikis kepercayaan dan otonomi, menciptakan suasana ketakutan dan kendali dalam diri korban.
Mengenali pelecehan emosional non-verbal sangat penting untuk melindungi diri sendiri atau orang lain dari hubungan yang beracun.
Tidak ada seorang pun yang pantas menjadi sasaran pelecehan dan ada sumber daya yang tersedia untuk mendukung mereka yang membutuhkan.
(ar/lb)