BANDUNG, liputanbangsa.com – Rabu pagi di Tanggal 27 November lalu, warga sekitar Taman Makam Pahlawan (TMP), berbondong-bondong ke TPS untuk menyalurkan hak pilihnya untuk Pemilihan Wali Kota Bandung dan Pemilihan Gubernur Jawa Barat 2024.
Cuaca pada pagi hingga siang hari cukup cerah, namun selepas azan zuhur berkumandang, langit di sekitar TMP Cikutra berubah menjadi mendung.
Awan hitam, terlihat menggelayut di kawasan Cigadung hingga Awiligar, tidak beberapa lama, warga yang hendak kembali ke TPS untuk melihat penghitungan suara terjebak hujan.
Hujan deras hingga angin kencang di kawasan tersebut terjadi, akibatnya warga tidak jadi kembali ke TPS untuk melihat perhitungan suara Pilwalkot dan Pilgub Jabar.
Warga lebih memilih diam di rumahnya, karena cuaca di wilayah tersebut cukup ekstrem.
Sekitar satu jam diguyur hujan, aliran Sungai Cidurian yang ada di dekat TMP Cikutra berubah menjadi coklat kemerah-merahan.
Debit air sungai cukup tinggi, bahkan aliran sungai itu masuk ke kawasan pemakaman umum warga. Air sungai itu bercampur lumpur dan sampah.
Hal tersebut membuat warga sekitar keluar rumah, karena penampakan aliran Sungai Cidurian pada hari itu cukup membuat warga khawatir.
Begitu pun dengan Deni Ariana (27) dan warga lainnya langsung turun ke pemakaman umum itu.
“Kejadian jam 2 siang, saya di sini, saya dari rumah langsung ke sana. Bambu banyak hingga menghambat aliran sungai, ada sampah dan air sungainya tinggi,” kata Deni, Sabtu (30/11/2024).
Karena banyak bambu dan kayu yang menghambat aliran sungai, Deni dan warga lainnya langsung menarik bambu dan kayu itu ke pinggir sungai.
Setelah itu, Deni melihat ke arah bawah ada tanggul yang ambrol akibat terhantam aliran sungai.
Betapa kagetnya, ada makam yang terhantam aliran sungai hingga jenazahnya keluar.
“Jenazahnya baru, masih utuh, sekitar 40 harian, belum jadi tulang belulang,” ujarnya.
Tanggul Jebol
Jenazah itu, langsung dievakuasi oleh Deni dan temannya. Hal itu dilakukan agar jenazah itu tak terbawa aliran sungai.
“Saya sama teman, di ke pinggirin dulu, khawatir hanyut terbawa air. Untuk jenazah yang hanyut tidak ada, tapi kalau makam yang rusak banyak, tapi kalau jenazah yang keluar satu,” jelasnya.
Disinggung apakah Deni tidak memiliki ketakutan saat mengevakuasi jenazah itu, Deni mengaku tidak.
“Tidak, dari pada terbawa hanyut. Kasihan,” ujarnya.
Tidak lama setelah evakuasi jenazah, kejadian ini menjadi viral ini dan setelah itu datang keluarga dari jenazah tersebut.
“Ada (keluarga), langsung pada datang, warga luar, tapi enggak tahu orang mana-mananya,” pungkasnya.
(ar/lb)