Unesa gelar penelitian bantu UMKM sarang walet untuk banjiri ekspor internasional

ByWeb Support

6 Desember 2022

LIPUTANBANGSA.COM, Universitas Negeri Surabaya (Unesa) melakukan penelitian untuk membantu pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) pengolahan sarang burung walet di CV. Dwi Anugerah Surabaya, Jl Kertajaya Indah, Surabaya. Dalam penelitian ini, Unesa melibatkan anak-anak magang.

Guru Besar Ilmu Kimia Unesa, Prof. Dr. Nita Kusumawati mengatakan, dalam penelitian yang dilakukan sejak Agustus hingga Desember 2022 ini, pihaknya banyak memberikan masukan supaya ekspor sarang burung walet bisa membanjiri pasar internasional, khususnya Tiongkok.

“Sebenarnya CV. Dwi Anugerah Surabaya ini sudah eksis, sudah ekspor ke beberapa negara, ini hanya perlu perbaikan sedikit saja. Kami membantu untuk para pelaku UMKM bidang ini untuk menurunkan kadar nitrit, supaya sesuai dengan standar Tiongkok,” katanya, Selasa (06/12/2022).

Penelitian yang dilakukan selama 5 bulan ini, kata Prof. Nita, pihaknya berhasil menurunkan kadar nitrit hingga di bawah 30 ppm. Angka itu disebut-sebut melebihi standar yang diberlakukan di pasar Tiongkok.

“Belakangan ada kasus cemaran nitrit yang hingga mengakibatkan kematian itu, akhirnya Cina lebih mengetatkan prosedurnya. Dengan formula kami, kadar nitritnya sudah di bawah 30 ppm,” jelasnya.

Meski demikian, Prof. Nita menyebut tidak bisa seluruh pebisnis walet di pukul rata bahan baku yang didapat memiliki kadar nitrit yang tinggi. Menurutnya, bahan baku yang masuk ke tempat pengolahan saran burung walet bervariatif dari berbagai daerah, dan berbagai peternak.

“Bahan baku yang masuk ke sini kan variatif. Sehingga ada yang sudah bagus, ada yang masih banyak kotorannya, ada juga yang kadar nitritnya masih tinggi,” papar Prof. Nita.

Sementara pemilik CV. Dwi Anugerah Surabaya, Bing Hariyanto mengakui, bahwa peneilitian yang dilakukan Unesa di pengolahan sarang burung walet ini sangat membantu dirinya dan pelaku UMKM lainnya. Menurutnya, upaya ini bisa mengoptimalkan pemrosesan sarang burung walet sebelum di ekspor.

“Jadi berkat adanya Unesa melakukan penelitian tentang kandungan sarang burung walet, baik sebelum dicuci atau setelah dicuci, penelitian tersebut sangat signifikan dan membantu saya untuk melakukan pembelian bahan baku yang tepat, murah dan efisien,” paparnya.

Nita menilai, bila Unesa terus mengembangkan penelitian tersebut, para pelaku UMKM sarang burung walet dapat menguasai pasar ekspor. Sebab, Indonesia merupakan negara terbesar nomor satu penghasil sarang burung walet.

“Saya pikir nanti kalau Unesa bisa mengembangkan lebih lanjut penelitian ini, tidak menutup kemungkinan bisnis perwaletan di Indonesia ini bisa semakin berkembang untuk meningkatkan nilai ekspor negara kita,” pungkasnya.@wendy

LIPUTANBANGSA.COM

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *