9 Ciri Pria yang Terlalu Dekat dengan Ibunya, Bisa Redflag! – Liputan Online Indonesia

ByTia Putri

12 Desember 2024 , ,

liputanbangsa.comPernahkah Anda berpikir bahwa, ada kalanya, perilaku terlalu dekat dengan ibu (bagi anak-anak pria), seringkali berubah menjadi sesuatu yang sedikit lebih rumit.

Suatu titik ketika hubungan anak dengan ibunya mulai terasa kurang seperti ikatan yang sehat dan lebih seperti roda ketiga dalam kehidupan pribadinya.

Anda mengetahui tandanya saat Anda melihatnya, panggilan telepon terus-menerus, keputusan yang memerlukan persetujuannya, cara matanya melirik untuk mengangguk sebelum dia melangkah.

Seolah-olah pria ini hidup dengan tali pusar tak kasat mata yang menolak untuk dipotong dari tubuh sang ibu.

Jadi kalau Anda bertanya-tanya apakah keterikatannya dengan ibunya sekadar pengabdian yang manis atau hambatan bagi pertumbuhannya (dan mungkin pertumbuhan Anda), mari kita bahas sembilan tanda seperti yang dikutip dari geediting.com, Kamis (12/12) ini.

Percayalah, mendeteksinya sejak dini mungkin akan menyelamatkan Anda dari hubungan yang membuat Anda frustrasi.

1. Komunikasi yang Konstan

Dalam bidang psikologi, tidak ada tanda yang lebih jelas dari keterikatan yang berlebihan selain komunikasi yang konstan.

Pria yang terlalu dekat dengan ibunya sering kali merasa harus berhubungan dengannya sepanjang hari.

Ini mungkin terjadi dalam bentuk panggilan telepon, pesan teks, atau bahkan interaksi media sosial.

Ini bukan sekadar untuk tetap terhubung. Ini adalah ketidakmampuan untuk membuat keputusan, baik besar maupun kecil, tanpa masukan atau persetujuan dari ibu mereka.

Perilaku ini dapat mengganggu kehidupan sehari-hari dan hubungan pribadi mereka. Hal ini dapat menghambat kemampuan mereka untuk membuat keputusan secara mandiri, yang merupakan aspek krusial dari pertumbuhan dan kedewasaan pribadi.

2. Ibu sebagai orang kepercayaan utama

Perilaku lain yang sering saya lihat pada pria yang terlalu dekat dengan ibunya adalah memperlakukannya sebagai orang kepercayaan utama.

Hal ini menciptakan jarak emosional yang signifikan antara dirinya dan pasangan romantisnya, yang menyebabkan beberapa hubungan gagal.

3. Persetujuan ibu sangatlah penting

Ketika seorang laki-laki terlalu terikat pada ibunya, persetujuan ibunya sering kali menjadi yang terpenting dalam hidupnya.

Dia mencari persetujuannya untuk setiap keputusan kecil dalam hidupnya, mulai dari pakaian apa yang harus dikenakan hingga dengan siapa dia akan berkencan.

Perilaku ini berasal dari rasa takut yang kuat akan mengecewakan sang ibu.
Dalam psikologi, hal ini dikenal sebagai kompleks Oedipus.

Teori yang dicetuskan oleh Sigmund Freud ini menyatakan bahwa selama masa kanak-kanak, seorang anak laki-laki mengembangkan ketertarikan seksual yang tidak disadari terhadap ibunya dan melihat ayahnya sebagai saingan.

Meskipun teori ini kontroversial dan sering disalahpahami, unsur-unsurnya kadang-kadang dapat diamati pada pria yang terlalu dekat dengan ibu mereka.

Meminta persetujuan orang tua adalah hal yang normal sampai batas tertentu, tetapi jika hal itu mulai mengatur pilihan sehari-hari dan keputusan hidup seorang pria dewasa, hal itu bisa menjadi tanda keterikatan yang berlebihan.

4. Mengutamakan Ibu Dibandingkan Pasangan

Salah satu tanda paling jelas dari seorang pria yang terlalu terikat pada ibunya adalah ketika ia terus-menerus mendahulukan kebutuhan dan keinginan ibunya di atas kebutuhan dan keinginan pasangannya.

Pria-pria ini sering kali kesulitan menetapkan batasan dengan ibu mereka, sehingga menyebabkan pasangannya merasa kurang penting.

Hal ini bisa terwujud dalam berbagai cara, mulai dari membatalkan rencana dengan pasangan demi mengakomodasi keinginan sang ibu, hingga selalu memihak sang ibu saat terjadi perselisihan.

Perilaku seperti itu dapat menimbulkan ketegangan dalam hubungan dan dapat menimbulkan kebencian dan ketidakpuasan.

5. Membandingkan Pasangan dengan Ibu

Perilaku umum lainnya dari pria yang terlalu dekat dengan ibunya adalah kecenderungan membandingkan pasangannya dengan ibunya.

Baik itu tentang keterampilan memasak, membersihkan, atau bahkan mengasuh anak, para pria ini sering kali menuntut pasangannya untuk mematuhi standar yang ditetapkan oleh ibu mereka.

Perbandingan terus-menerus ini dapat menciptakan dinamika yang tidak sehat dalam hubungan dan menyebabkan pasangan merasa tidak mampu atau tidak dihargai.

Sangat penting untuk memahami bahwa setiap individu itu unik dan memiliki serangkaian kekuatan dan kelemahannya sendiri.

Membandingkan satu orang dengan orang lain, terutama dengan sosok yang berpengaruh seperti ibu, dapat menimbulkan ekspektasi yang tidak realistis dan ketegangan dalam hubungan.

6. Kesulitan dalam Menetapkan Batasan

Menurut psikolog, salah satu aspek yang paling menantang bagi pria yang terlalu dekat dengan ibunya adalah menetapkan batasan.

Mereka sering kali kesulitan untuk mengatakan ‘tidak’ kepada ibu mereka, bahkan ketika itu diperlukan untuk pertumbuhan pribadi mereka atau kesehatan hubungan lainnya.

Mereka mungkin takut mengecewakan atau membuat ibunya marah dan karena itu cenderung menuruti keinginannya, bahkan jika mengorbankan kebahagiaan mereka sendiri.

Ini bisa menjadi situasi yang memilukan untuk disaksikan, karena individu tersebut mungkin merasa terjebak antara keterikatan mereka dengan ibu mereka dan kebutuhan mereka akan kemandirian dan pertumbuhan pribadi.

7. Terlalu Banyak berbagi nformasi Pribadi

Para pria yang terlalu dekat dengan ibunya memiliki salah satu perilaku utama yang ia tunjukkan, yakni terlalu banyak berbagi detail pribadi dengannya.

Dia akan berbagi detail intim tentang hubungan romantisnya, situasi keuangan, dan bahkan konflik di tempat kerja.

Hal ini menyebabkan dia memiliki sedikit privasi dan tidak ada ruang untuk menjalani hidupnya secara mandiri.

Pembagian informasi pribadi yang terus-menerus ini tidak hanya mengaburkan batasan antara dia dan ibunya tetapi juga memengaruhi kemampuannya untuk mengelola masalah-masalah hidupnya sendiri.

8. Terlalu Bergantung pada Ibu untuk Mengerjakan Tugas Sehari-hari

Perilaku lain yang kerap ditunjukkan oleh laki-laki yang terlalu dekat dengan ibunya adalah terlalu bergantung padanya dalam mengerjakan tugas sehari-hari.

Ini bisa berkisar dari ketergantungan padanya untuk makan, mencuci pakaian, dan bahkan urusan keuangan.

Ketergantungan ini sering kali melampaui batas yang lazim dan dapat menghambat kemampuan pria untuk mandiri.

Ketergantungan yang berlebihan seperti itu dapat menghambat pertumbuhan pribadi dan kepercayaan diri, serta berdampak negatif pada hubungan masa depan dan kemampuan mereka untuk hidup mandiri.

9. Resistensi terhadap perubahan

Mungkin perilaku paling signifikan yang ditunjukkan oleh pria yang terlalu dekat dengan ibu mereka adalah penolakan kuat terhadap perubahan.

Pria-pria ini sering kali sulit menerima perubahan dalam hubungan mereka dengan ibu mereka, entah itu perubahan yang terjadi karena sang ibu mendapatkan pasangan baru, pindah ke kota lain, atau sekadar mengubah rutinitasnya.

Mereka mendambakan kenyamanan sesuatu yang familiar dan mungkin bereaksi negatif atau emosional terhadap perubahan apa pun dalam kehidupan ibu mereka.

Penolakan terhadap perubahan ini tidak hanya memengaruhi hubungan mereka dengan ibu mereka tetapi juga dapat menghambat pertumbuhan pribadi dan kemampuan beradaptasi mereka.

Penting untuk memahami penolakan ini karena hal ini akan menyoroti seberapa dalam keterikatan mereka dan tantangan potensial yang mungkin mereka hadapi dalam beradaptasi dengan perubahan hidup yang tak terelakkan.

 

(ar/lb)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *