WONOGIRI, liputanbangsa.com – Atlet dari Wonogiri gagal berlaga di Pekan Olahraga Pelajar Daerah (Popda) SD/SMP tingkat Provinsi Jawa Tengah 2024 karena tidak didaftarkan Dinas Kepemudaan dan Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Wonogiri.
Bupati Wonogiri Joko Sutopo meminta maaf atas kejadian tersebut.
“Atas nama Pemkab Wonogiri, dengan kerendahan hati kami menyampaikan permohonan maaf atas kelalaian, kealpaan, ketidakprofesionalan salah satu OPD teknis kami,” kata Joko Sutopo, Rabu (6/11/2024).
Pria yang akrab disapa Jekek itu meyakini perkara itu menimbulkan persepsi negatif terhadap kinerja Pemkab Wonogiri.
Pihaknya akan menjadikan hal ini sebagai ruang evaluasi kerja dan kinerja.
“Bagi atlet, orang tua, ini sesuatu yang mengecewakan bagi beliau. Sekali lagi kami mohon maaf,” ungkap dia.
Atas kejadian itu, Jekek mencoba mencari solusi yang disepakati bersama.
Pihaknya berencana menawarkan adanya pertandingan atau perlombaan di tingkat kabupaten dalam rangka memberi ruang untuk para atlet.
“Atau ada usulan lain. Prinsipnya kami terbuka, mediasi dan ruang rekonsiliasi terhadap kinerja tidak optimal. Sumbang saran masukan untuk perbaikan atas kalalaian salah satu kinerja OPD teknis kami yang tidak optimal,” kata Jekek.
Diberitakan sebelumnya, Jekek mengatakan permasalahan itu terjadi karena kesalahan teknis yang dilakukan oleh staf Disporapar.
Saat mendaftarkan atlet dan cabor sudah melewati masa registrasi. Sehingga para atlet Wonogiri tidak bisa mengikuti pertandingan seperti atlet lainnya.
“Pengakuan lupa (telat mendaftarkan atlet). Saya tidak bisa menerima alasan itu. Berarti ada fungsi kontrol yang tidak berjalan baik,” ungkap Jekek.
Ia menjelaskan dari 8 cabang olaharaga (Cabor) yang direncanakan ikut, hanya 6 cabor yang jadi ikut Popda tingkat Provinsi.
Keenam cabor yang ikut ini ternyata hanya jadi penggembira. Mereka diperbolehkan ikut pertandingan kualifikasi, namun tidak bisa ke babak selanjutnya karena tidak mendaftar.
(ar/lb)