liputanbangsa.com – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyebut resapan air tanah di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, Kalimantan Timur kurang bagus, sehingga air bersih cukup sulit untuk masuk ke wilayah tersebut.
“Iya kurang bagus. Batuan yang berpori seperti batu pasir tidak ada sebagai penyerap air,” kata Peneliti Geologi dan Limnologi BRIN Nia, Rabu (10/7).
Nia menjelaskan biasanya air bersih didapat dari resapan air tanah. Menurutnya, penyebab suatu daerah kesulitan mendapatkan air bersih karena karakter batuan tidak ada yang berfungsi sebagai akuifer.
Akuifer atau lapisan pembawa air yaitu batuan atau lapisan batuan yang mempunyai susunan sedemikian rupa, sehingga dapat mengalirkan air yang cukup berarti di bawah kondisi permukaan tanah.
Misalnya, batu pasir, batu pasir kerikilan, kerakal atau gravel, batu gamping pasiran, dan batu gamping dengan rekahan.
Ia menambahkan, di bawah lapisan batuan akuifer itu harus ada lapisan batuan yang kedap air sebagai landasan atau penahan air tanah agar tidak lolos.
“Kalau suatu daerah susah air bersih berarti sistem resapan air tanahnya kurang bagus, yang dapat disebabkan karena karakter batuan tidak ada yang bisa berfungsi sebagai akuifer, atau lapisan batuan bawah permukaan tidak memiliki porositas yang cukup untuk menyimpan air untuk menjadi cadangan air tanah. Jadi air hujan langsung mengalir ke sungai dan ke laut sebagai air permukaan,” jelasnya.
Penyebab lainnya, kata dia, banyaknya dekomposisi gambut yang tinggi. Hal itu membuat lingkungan kekurangan oksigen.
Dalam lingkungan ini senyawa besi dan sulfida (FeS2) kerap terbentuk, sehingga membuat air yang terdapat di dalam tanah menjadi tidak enak dikonsumsi.
“Nah, di IKN merupakan sedimen lanau dan lempung tebal dengan kandungan banyak serasah dan gambut,” tutur Nia.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) batal berkantor di IKN Nusantara pada Juli ini buntut ketidaksiapan fasilitas dasar.
Orang nomor satu di Indonesia itu menegaskan akan pindah ketika fasilitas dasar, seperti listrik dan air bersih sudah siap. Ia pun malah balik mempertanyakan kesiapan fasilitas di ibu kota anyar tersebut.
“Airnya sudah siap belum? Listriknya sudah siap belum? Tempatnya sudah siap belum? Kalau siap, pindah,” kata Jokowi di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Senin (8/7).
Jokowi mengklaim sudah menerima laporan rutin dari Kementerian PUPR terkait progres pembangunan IKN.
Namun, sejauh ini kesiapan fasilitas dasar itu masih belum rampung.
(ar/lb)