liputanbangsa.com – Direktur Pengelolaan Imunisasi Kementerian Kesehatan RI dr Prima Yosephine Berliana Yumiur Hutapea mengingatkan bahaya jika anak tidak mendapatkan imunisasi lengkap.
Salah satu akibat jika anak tidak diimunisasi lengkap adalah tidak terbentuknya kekebalan kelompok pada suatu wilayah.
“Kalau anak-anak yang tidak mendapatkan imunisasi berkumpul di satu tempat, lalu jumlahnya banyak maka dikhawatirkan tidak akan terbentuk kekebalan kelompok,” ungkapnya dilansir dari kanal YouTube Kemenkes, Senin (27/5)2024).
Tidak sedikit manfaat yang dirasakan oleh masyarakat jika kekebalan kelompok terbentuk.
Kekebalan kelompok terbangun, maka beberapa anak yang tidak bisa diberikan imunisasi karena indikasi tertentu dapat terlindungi dari penyakit menular.
Manfaat lain dari terbentuknya kekebalan komunitas adalah anak-anak dapat terlindungi ketika ada penyakit yang masuk ke dalam wilayah tersebut.
Sehingga risiko kejadian luar biasa (KLB) atau wabah pada suatu daerah bisa dicegah. Bahaya lain jika anak tidak diberi imunisasi adalah tingginya biaya pengobatan.
“Misalnya kena campak. Ah enggak apa-apa tuh nanti juga merah-merah demam sedikit sembuh sendiri. Jangan dianggap begitu gitu. Ini (cacar) bisa menimbulkan banyak sekali komplikasi yang berbahaya,” tegas dr prima.
“Misalnya masuk ke RS, itu pasti (biaya) di atas Rp 2 juta-an kalau dia terkena komplikasi sampai kena radang otak, misalnya. Tidak mudah, biayanya enggak sedikit,” sambung dr Prima.
Belum lagi tumbuh kembang anak yang bisa terganggu jika mengalami infeksi berulang. Padahal sakit tersebut bisa dicegah jika anak diberi imunisasi.
Oleh karena itu, dr Prima pun mengimbau pada setiap orang tua untuk memberikan imunisasi lengkap pada anak agar berbagai gangguan kesehatan dapat dicegah sedini mungkin.
(ar/lb)