Latih Kreativitas Siswa dengan Market Day – Liputan Online Indonesia

ByWeb Support

23 Desember 2022

[ad_1]

DALAM rangka melatih kreativitas siswa, SD Muhammadiyah Wonokromo 2 menggelar kegiatan Market Day. Perhelatan bertujuan agar anak-anak bukan hanya mengenal makanan nusantara, namun diharapkan juga mampu melatih kreativitasnya dalam menjajakan dagangannya.

Hal ini selaras dengan pengaplikasian Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) di sekolah. Mengingat P5 merupakan kegiatan kokurikuler yang disusun untuk meningkatkan pencapaian kompetensi dan karakter sesuai profil Pelajar Pancasila. Selama ini, penerapan P5 di sekolah tersebut telah dilaksanakan sesuai dengan tema yang telah ditentukan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).

Kepala Sekolah SD Muhammadiyah Wonokromo 2 Hayuning Utami mengatakan, pada tingkat sekolah dasar, setiap tahunnya minimal melaksanakan dua tema. Sehingga sekolah berusaha untuk menjalankan aturan-aturan tersebut.

“Pada semester satu, SD Muhammadiyah Wonokromo 2 melaksanakan satu tema yaitu kearifan lokal. Kegiatan-kegiatan tersebut meliputi tahap pengenalan, kontekstualisasi, aksi nyata, refleksi, tindak lanjut, dan expo,” katanya.

Kegiatan expo merupakan kegiatan untuk mengakhiri kegiatan P5. Kegiatan expo di SD Muhammadiyah Wonokromo 2 dilaksanakan dengan menggelar Market Day Makanan Nusantara. Kegiatan yang dihelat disekolah itu menggandeng berbagai pihak, mulai dari masyarakat sekitar, sekolah, dan orang tua siswa ikut diterjunkan dalam gelaran ini.

Kerja sama yang dilakukan seperti kunjungan ke para produsen jamu. Dalam giat tersebut, siswa juga diajarkan cara pembuatan jamu. Kemudian hasilnya diperjual belikan pada kegiatan Market Day di sekolah.

Ditegaskan, hal ini sejalan dengan tumpuan pelaksanaan P5. Mengingat orientasi P5 terkait pada proses pelaksanaan kegiatan serta dimensi yang harapkan dapat dimunculkan dalam diri siswa selama proses pelaksanaannya. “Pelaksanaan P5 di SD Muhammadiyah Wonokromo 2 dilaksanakan dengan sistem blok pada hari Sabtu di setiap minggunya,” tuturnya.

Proyek bertema kearifan lokal itu dilaksanakan berdasarkan dimensi gotong royong dan kreativitas. Sehingga dengan dimensi itu nantinya tiga tujuan pokok yang ingin dicapai sekolah akan tercapai sesuai harapan.

Tiga tujuan pokok itu yakni siswa dapat menerima dan melaksanakan tugas serta peran yang diberikan kelompok dalam sebuah kegiatan bersama; memahami informasi sederhana dari orang lain dan menyampaikan informasi sederhana kepada orang lain menggunakan kata-katanya sendiri; dan mengeksplorasi serta mengekspresikan pikiran sekaligus perasaannya dalam bentuk karya, tindakan, serta dapat mengapresiasi karya dan tindakan tersebut.

Dalam pelaksanaan kegiatan tersebut, diharapkan siswa dapat menjunjung profil pelajar Pancasila sekaligus dapat melestarikan kearifan lokal yang ada didaerahnya dan di lingkungan sekitarnya. (cr5/lbi)


[ad_2]
Beranda

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *