[ad_1]
Liputanbangsa.com, Semarang – Rencana liburan warga Kelurahan Manyaran RT 05 RW 02, Kecamatan Semarang Barat berakhir duka. Kemarin (4/12), bus rombongan warga yang akan berwisata ke Telaga Sarangan ini terjun ke jurang sedalam 31 meter di Jalan Raya Sarangan-Cemorosewu, Kelurahan Sarangan, Kecamatan Plaosan, Kabupaten Magetan.
Tujuh korban tewas akibat kecelakaan lalu lintas ini, termasuk sopir bus Mochamad Barliyan, 52, warga Kemijen, Semarang. ‘’Lokasi kejadian merupakan tikungan tajam,’’ ungkap Kasatlantas Polres Magetan AKP Trifonia Situmorang kepada Jawa Pos Radar Magetan.
Dijelaskan, rombongan pelesir itu berangkat dari Semarang menggunakan dua bus. Satu bus diisi sekitar 50 orang. Bus PO Semeru yang mengalami celaka kemarin merupakan bus nomor urut 1 berpelat nomor H 1470 AG yang dikemudikan Mochamad Barliyan. ‘’Bus berangkat dari Semarang pukul 06.00 dan beristirahat dua kali di Ungaran dan Karanganyar,’’ terangnya.
Petaka terjadi ketika bus melintasi Jalan Raya Sarangan-Cemorosewu. Sekitar 11.30, ketika rombongan tiba di tikungan tajam di dekat Lawu Green Forest (LGF), bus yang dikemudikan Barliyan gagal berbelok. Bus malah melaju lurus hingga menggasak pembatas jalan dan pohon besar. ‘’Setelah itu terguling ke kiri dan terperosok ke jurang,’’ jelasnya.
Kapolres Magetan AKBP Muhammad Ridwan mengatakan, proses evakuasi terkendala medan yang terjal. Dari tujuh korban tewas, petugas paling sulit mengevakuasi jasad Barliyan lantaran terjepit bodi bus. Tak hanya merenggut nyawa tujuh orang, laka lantas ini juga menyebabkan puluhan penumpang lainnya mengalami luka ringan, termasuk anak-anak. “Seluruh jenazah korban di RSUD dr Sayidiman,’’ kata Ridwan.
Dahliani, warga Manyaran RT 05 RW 02 yang menumpang di bus 2 mengatakan, saat kejadian, bus yang ditumpangi sudah sampai di Telaga Sarangan. Nah, saat Lantas, ia dan warga lain sudah menikmati wisata alam ini, salah satu warga menerima telepon dari penumpang bus 1 yang selamat, yang memberi tahu kalau bus mengalami kecelakaan masuk jurang. “Kami langsung menuju lokasi kejadian,’’ ujarnya.
Di lokasi kejadian, Dahliani melihat salah satu penumpang berinisial K, bocah perempuan yang masih berusia empat tahun, hanya berdiri diam di tepi jalan. Bocah itu merupakan salah satu korban selamat. Ia enggan pergi dari lokasi lantaran kakek dan neneknya belum dievakuasi.
“Setelah saya bujuk bersama Pak Kapolres (Kapolres Magetan AKBP Muhammad Ridwan) akhirnya mau dibawa ke rumah sakit,’’ terangnya. “Kakek dan neneknya selamat, tapi luka-luka,’’ imbuh Dahliani.
Puji Lestari, 32, penumpang bus 1 mengaku mendengar sopir berteriak rem blong ketika bus berjalan menurun menuju tikungan Lawu Green Forest. Setelah itu, dia merasa bus seakan melayang, lalu menabrak sesuatu. “Sopir sempat berteriak rem blong,’’ sebut Puji. “Tahu-tahu sudah bergelimpangan (penumpang). Ada yang terjepit,’’ imbuh warga Manyaran RT 05 RW 02 ini.
Informasi yang diperoleh Jawa Pos Radar Semarang, bus yang mengalami musibah adalah PO Semeru bernopol H 1470 AG. Sedangkan tujuh korban tewas adalah Sutarjo, 56, warga Manyaran RT 05 RW 02; Witri Suci, 27, warga Manyaran RT 05 RW 02; Kabul, 62, dan istrinya Sumiati, 60, warga Manyaran RT 05 RW 02; Wachid, 58, warga Manyaran RT 11 RW 01; Sukini, 58, warga Manyaran RT 05 RW 02 dan sopir bus Mochamad Barliyan, 52, warga Kemijen, Semarang Timur.
Salah satu warga Manyaran, Asih, mengaku, salah satu anaknya ikut dalam rombongan bus yang mengalami nahas tersebut. Beruntung, anak laki-lakinya tersebut hanya mengalami luka, dan masih dirawat di rumah sakit di RSUD dr Sayidiman Magetan.
“Saya dapat kabar jam 12.00, dikabari tetangga. Ini belum tahu kondisinya, sakitnya seperti apa, masih di rumah sakit. Mau ke sana tapi sama siapa, belum tahu,” katanya. (mg1/naz/mha/aro)
[ad_2]
liputanbangsa.com