liputanbangsa.com; Kecelakaan di Sarangan, Begini Cerita Warga Manyaran Semarang yang Ikut Rombongan Bus Kedua

ByWeb Support

4 Desember 2022
Kecelakaan di Sarangan, Begini Cerita Warga Manyaran Semarang yang Ikut Rombongan Bus Kedua

[ad_1]

Liputanbangsa.com, Semarang – Tukijan, warga RT 5 RW 2, Kelurahan Manyaran Semarang Barat yang merupakan rombongan wisata ke Tlogosarangan mengaku bersyukur pulang dengan selamat. Meski demikian, pria berusia 62 tahun ini masih trauma mengingat kecelakaan yang dialami rombongan tetangganya atas kejadian kecelakaan turun ke jurang di wilayah Magetan Jawa Timur.

“Kondisi jalan memang parah, setelah kejadian ini saya takut kalau lewat situ lagi. Sebab bis saya juga kurang agak nyaman. Akhirnya lewat jalan lain. Trauma saya, sampai sekarang kalau ada acara-acara gitu lagi gak mau,” ungkapnya setiba di Manyaran, kepada Jawa Pos Radar Semarang, Minggu (4/12).

Bus yang ditumpangi Tukijan adalah Bus Semeru bernopol H 1469 AG. Merupakan rombongan bus dua, yang selama. Menurut, rombongan bus yang ditumpangi ini berangkat lebih duluan, dari Manyaran. Kemudian bus yang mengalami musibah ini mengikuti dari belakang. Namun, setiba dilokasi kejadian mengalami musibah.

“Kalau kejadian persisnya saya tidak tahu, soalnya (rombongan) saya posisi sudah sampai duluan di Tlogosarangan. Tapi sampai sana kok gak keliatan,” katanya.

Awalnya, rombongan bus dua tidak mengetahui kalau bus satunya mengalami musibah. Pihaknya baru mendapat kabar musibah ini sesaat di Tlogosarangan, kurang lebih sekitaran lima sampai 10 menit.

“Sampai disana rombongan turun naik ojek, ke pinggiran tlogo. Terus anak saya dapat kabar dari orang, rombongan satunya bus Semeru, kecelakaan jatuh ke jurang,” jelasnya.

“Kalau dengar ceritanya, yang merasa tau itu radiatornya panas, pas naik. Dia (bus) jalan, itu juga mau nabrak kendaraan lain, pas hampir tanjakan tikungan. Ada yang bilang remnya blong,” sambungnya.

Seketika itu, kabar tersebut disampaikan kepada para rombongan bus dua. Suasana yang tadinya ceria langsung berubah panik. Hingga akhirnya, rombongan yang sudah terkumpul ini berinisiatif kembali untuk ke Semarang dengan melintas jalur lain, atau menghindari jalur tikungan awal.

“Di dalam bus juga sudah tidak ceria, sedih semua. Pada diam. Padahal berangkatnya sama-sama. (Jumlah) yang berangkat itu saya kurang tahu, yang mendata panitia. Bus memang penuh, kursinya terbatas itu tidak ada yang berdiri,” bebernya.

Tukijan juga mengaku, rombongan bus satu dan bus dua yang melakukan wisata tersebut semuanya warga RT 5 RW 2, ada orang dewasa, dan anak-anak atau berkeluarga. Setiba di RT 5, para keluarga mereka langsung menjemput rombongan yang turun dari bus. Suasana tangis haru juga menyelimuti suasana di tengah rintik hujan.

“Itu sebetulnya tidak piknik tahunan, kebetulan warga sukanya jalan jalan. Bayarnya berapa saya kurang tau, ada bantuan bantuan juga,” pungkasnya. (mha/bas)

Reporter:

M Agus Haryanto

[ad_2]
liputanbangsa.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *