liputanbangsa.com; Dukung Palestina, Warga Tolak hingga Kucilkan Reporter dan Penonton Israel di Piala Dunia 2022 Qatar

ByWeb Support

3 Desember 2022
Dukung Palestina, Warga Tolak hingga Kucilkan Reporter dan Penonton Israel di Piala Dunia 2022 Qatar

[ad_1]

Baru-baru ini beredar video online seorang penggemar sepak bola Arab menghina reporter Israel yang meliput Piala Dunia 2022 di Qatar. Melansir Middle East Monitor, penggemar tersebut memberitahu reporter Israel bernama Moav Vardi dari penyiar Kan 11 bahwa dirinya tidak diterima di negara Teluk setelah kekalahan gol oleh Polandia.

Setelah mengetahui bahwa sang reporter berasal dari Israel, penggemar tersebut mengatakan, “Ini adalah Palestina, tidak ada Israel. Anda tidak diterima di sini. Ini Qatar, ini negara kami. Hanya ada Palestina, tidak ada Israel.” Dalam video tersebut, terdengar beberapa orang juga meneriakkan, “Bebaskan Palestina.”




AL WAKRAH, QATAR - NOVEMBER 26: Fans of Tunisia during the FIFA World Cup Qatar 2022 Group D match between Tunisia and Australia at Al Janoub Stadium on November 26, 2022 in Al Wakrah, Qatar. (Photo by Matthew Ashton - AMA/Getty Images)Dukungan untuk Palestina Menggema di Piala Dunia/ Foto: Matthew Ashton/AMA/Getty Images

Para reporter dari Kan 11 dan Channel 12 TV sebelumnya mengatakan kepada Reuters bahwa mereka kebanyakan dilecehkan. Video yang beredar online juga menunjukkan beberapa penggemar menolak diwawancarai oleh reporter Israel. Meski tidak secara resmi mengakui Israel, Doha telah mengizinkan beberapa jurnalis Israel untuk terbang langsung ke negara tuan rumah sebagai bagian dari pengaturan yang ditengahi FIFA.

Menjelang turnamen, media Israel berharap Qatar akan bergabung dengan UEA, Bahrain, Sudan, dan Maroko dalam perjanjian normalisasi Abraham Accords yang merupakan serangkaian perjanjian damai antara Israel dan beberapa negara Arab. Dilansir dari The Guardian, media Israel menanggung beban antipati yang berkepanjangan.




DOHA, QATAR - NOVEMBER 27: Fans of Morocco show their support to the Palestinian flag during the FIFA World Cup Qatar 2022 Group F match between Belgium and Morocco at Al Thumama Stadium on November 27, 2022 in Doha, Qatar. (Photo by Lionel Hahn/Getty Images)Dukungan untuk Palestina Menggema di Piala Dunia/ Foto: Getty Images/Lionel Hahn

Reporter olahraga Saluran 13 Israel, Tal Shorrer, mengatakan kepada Associated Press bahwa meskipun interaksinya dengan pejabat Qatar menyenangkan, dia telah didorong dan dihina oleh warga Palestina dan penggemar Arab lainnya selama siaran langsung dari kota. “Saya sangat senang datang dengan paspor Israel, berpikir itu akan menjadi sesuatu yang positif. Namun sangat menyedihkan, orang-orang mengutuk dan mengancam kami,” katanya.

Sadar akan kepekaan turnamen yang akan menarik ribuan pendatang dari negara-negara yang bermusuhan dan sekitar 1,2 juta penggemar asing akan tinggal di satu kota yang sama, diplomat Israel telah membuat video yang meminta warga negara mereka untuk tidak menonjolkan dirinya.

“Minimalkan identitas Israel Anda demi keamanan pribadi,” kata Lior Haiat, seorang diplomat Israel.




AL WAKRAH, QATAR - NOVEMBER 26:  Fans hold a Flag of Palestine with Free Palestine written on it during the FIFA World Cup Qatar 2022 Group D match between Tunisia and Australia at Al Janoub Stadium on November 26, 2022 in Al Wakrah, Qatar. (Photo by James Williamson - AMA/Getty Images)Dukungan untuk Palestina di Piala Dunia 2022 Qatar/ Foto: Getty Images/James Williamson – AMA

Tidak hanya dirasakan oleh reporter saja, penggemar yang berasal dari Israel pun merasakan hal yang sama.DubyNevo, seorang warga negara Israel mengatakan dia memperhatikan laporan aktivisme Palestina di turnamen tersebut dengan khawatir.

“Saya sangat berharap untuk bertemu orang-orang di seluruh dunia dan terutama dari negara-negara Arab, jika mereka ingin berteman,” katanya.

Pria Israel lainnya mengatakan pengaturan turnamen dan suasana di negara tersebut sangat bagus, namun ada satu kelemahan. “Mayoritas massa di sini tidak menerima kehadiran orang Israel.”

Sedangkan yang lain mengatakan mereka menemukan lingkungan yang ramah, namun tetap mengambil tindakan pencegahan. “Terkadang kami mengatakan bahwa kami berasal dari Siprus, tapi hanya untuk orang-orang dari negara-negara Arab,” kata Omer Laufer.

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(naq/naq)

[ad_2]
liputanbangsa.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *