[ad_1]
Liputanbangsa.com, Magelang – Motif Dhio Daffa Swadilla, 22, menghabisi nyawa ayah, ibu, dan kakak kandungnya dengan alasan sakit hati lantaran dibebani kebutuhan hidup keluarga dinilai tak masuk akal.
Sebaliknya, dugaan Dhio ingin menguasai harta warisan keluarganya justru lebih kuat. Sebab, tidak satupun anggota keluarganya lepas dari sasaran racun arsenik yang sudah disiapkan untuk melakukan pembunuhan sadis ini.
“Tapi kalau saya melihatnya bukan dari sisi membunuhnya, tapi apa sih pemicu sebenarnya kok dia nekat. Ini kan semua keluarganya (dibunuh),” ungkap Psikolog Probowatie Tjondronegoro kepada Jawa Pos Radar Semarang, Kamis (1/12).
Menurut Dosen Psikologi Universitas Semarang (USM) ini, banyak aspek menyikapi sosok pelaku kasus pembunuhan tersebut. Sedangkan dalam kasus ini, alasan pelaku merasa sakit hati lantaran dibebani kebutuhan hidup keluarga.
“Kayaknya itu kok tidak masuk akal. Karena dia kan tidak bekerja. Kalau melihat tampilan rumah kan orang berpunya. Dan dia (pelaku) juga orang terdidik,” jelasnya.
Probowati mengatakan, dalam kasus ini, pelaku merupakan anak bungsu dari dua bersaudara. Umumnya, anak bungsu banyak mendapat perhatian lebih dari saudara lainnya.
Reporter:
M Agus Haryanto
[ad_2]
liputanbangsa.com