[ad_1]
Beberapa orang menganggap kehidupan di drama Korea terlihat sempurna dan berjalan ‘mulus’, namun ternyata tak semua kehidupan bisa berjalan seperti itu, Beauties. Kehidupan di Korea Selatan tidak selalu terlihat indah layaknya yang ditampilkan drama-drama Korea romantis.
Bahkan, banyak orang menyebut negara Korea Selatan sebagai negara yang pandai ‘memoles diri’ karena apa yang terjadi di kehidupan nyata jauh berbeda dengan yang ditampilkan di layar kaca. Lantas, apa saja sisi kelam kehidupan di Korea Selatan yang baru terungkap? Simak ulasannya berikut ini, Beauties!
Budaya Kompetitif dan Tekanan Sosial yang Tinggi
![]()
|
Di Korea Selatan, ada ‘budaya’ yang membuat orang-orang merasa bersalah jika beristirahat. Hal tersebut diungkapkan YouTuber Priscilla Lee, putri dari pasangan berdarah Korea yang kini tinggal di Indonesia, sebagai akibat dari budaya kompetitif dan tekanan sosial yang tinggi.
Bahkan, budaya tersebut bisa berlanjut hingga ke Universitas dan dunia profesional.
Obsesi dengan Universitas Bergengsi
![]()
|
Tak hanya punya budaya kompetitif dan tekanan sosial yang tinggi, masyarakat Korea Selatan juga terobsesi dengan sekolah hingga universitas bergengsi. Bahkan, obsesi tersebut sudah dikenalkan kepada anak-anak sejak masih duduk di bangku sekolah dasar (SD).
Saking terobsesinya, kritikus mengatakan bahwa beberapa dari mereka melakukan hal-hal yang tak masuk akal, seperti memalsukan karya ilmiah karena universitas ternama menuntut mereka memiliki prestasi akademik atau keterampilan yang sempurna.
Fenomena tersebut juga dapat kamu temukan di drama Sky Castle (2019). Dalam drama tersebut, banyak mengungkap sisi gelap obsesi terhadap sekolah-sekolah elite yang menampilkan para perempuan dari kalangan super kaya, mulai dari istri politisi hingga istri dokter.
Banyak Orang Tak Menikah dan Tak Memiliki Anak
Korea Selatan mengalami krisis populasi karena banyak dari masyarakatnya yang memilih untuk tinggal sendiri dibandingkan berkeluarga. Hal tersebut terpaksa dilakukan akibat kesulitan ekonomi dan memperoleh pekerjaan yang layak, Beauties.
Karena banyak yang memilih untuk nggak memiliki anak, angka kelahiran bayi di Korea Selatan terus mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Pada Februari 2022, jumlah rata-rata anak yang dikandung seorang perempuan Korea Selatan dalam hidupnya mencapai titik terendah sepanjang masa, yakni hanya sebesar 0,81 tahun lalu, turun dari 0,84 tahun lalu.
Hal tersebut menandai tahun keempat berturut-turut di mana tingkat kesuburan berada di bawah 1%.
Baca selengkapnya mengenai sisi kelam kehidupan di Korea Selatan yang baru terungkap.
—
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia B-Nation. CaranyaÂ
(sim/sim)
[ad_2]
liputanbangsa.com