Mandor Proyek Masjid Raya Sheikh Zayed Solo Utang Rp145 Juta ke Warung, Gibran Segera Datangi – Liputan Online Indonesia

Mandor Proyek Masjid Raya Sheikh Zayed Solo Utang Rp 145 Juta ke Warung, Gibran Segera DatangiMandor Proyek Masjid Raya Sheikh Zayed Solo Utang Rp 145 Juta ke Warung, Gibran Segera Datangi. Foto: dok.kilasbandungnews.com

SOLO, liputanbangsa.com – Mandor proyek Masjid Raya Sheikh Zayed Solo dikabarkan kabur dan tidak membayar utang Rp145 Juta yang merupakan Uang Makan Pekerja Proyek di sebuah warung.

Menyikapi hal tersebut, Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka mengaku siap menyelesaikan masalah utang pekerja proyek itu.

Sebelumnya diketahui jika mandor tersebut berhutang di warung Restu Bunda milik Dian (38), dan sampai saat ini dirinya belum mendapat kejelasan kapan utang itu dibayar.

Warung Makan Restu Bunda Milik Dian yang dihutan 145 Juta
Warung Makan Restu Bunda Milik Dian yang dihutan 145 Juta. Foto: dok.news.okezone.com

Dian bercerita, awalnya para mandor menjanjikan uang makan akan dibyar setiap dua minggu sekali. Namun dengan berjalannya waktu, pembayaran mundur hingga sebulan sekali. Hingga masjid diresmikan, utang makan para mandor ada yang belum terbayar.

Dian mengatakan, para mandor beralasan bayaran dari pengembang tersendat sehingga tak bisa membayar utang uang makan pekerja proyek.

Wali kota sejak Februari 2021 itu mengaku iba karena Dian diutangi hingga ratusan juta rupiah. Ia megatakan akan mendatangi ketiga mandor tersebut untuk menyelesaikan kasus hutangnya.

“Woalah. Ngutang ning wedangan nganti satus yuto yo bangkrut noh (Loalah. Utang di wedangan sampai seratus juta ya bangkrut tuh),” tuturnya.

“Mengko tak parani. Tak rampungke (Nanti saya datangi. Saya selesaikan),” tegas Ghibran.

Sejak pembangunan Masjid Raya Sheikh Zayed digeber dari 2021-2022, Dian mengaku para mandor berjanji membayar uang makan setiap dua minggu sekali.

Namun, pembayaran pun beberapa kali terlambat. Hingga, uang makan tersebut sama sekali tak dibayarkan hingga proyek selesai.

Masjid Raya Sheikh Zayed Solo
Masjid Raya Sheikh Zayed Solo. Foto: dok.batamreport.id

“Perjanjiannya tiap dua minggu terbayarkan. Sedangkan dari sisi mandornya perusahaannya enggak on-time. Bahkan terkadang 4 minggu sekali baru dibayarkan,” terangnya.

Dia menuturkan, para pekerja proyek itu berutang di bawah tiga mandor. Pertama mandor N yang mempunyai utang Rp 65 juta. Kemudian mandor berinisial G yang berutang Rp 50 juta. Keduanya disebut berasal dari Demak.

Terakhir adalah mandor inisial G, asal Purwodadi, yang masih nombok uang makan hingga Rp 30 juta.

(heru/lbi)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *