Melonjak Hingga 25 Kali Lipat, Waspadai Kasus Campak pada Anak – Liputan Online Indonesia

Melonjak Hingga 25 Kali Lipat, Waspadai Kasus Campak pada Anak - Liputan Online Indonesia. Foto: dok.AloDokter

liputanbangsa.com Dalam satu tahun terakhir, kasus campak di Indonesia melonjak hingga 25 kali lipat. Peningkatan kasus campak ini disampaikan oleh Ketua UKK Infeksi dan Penyakit Tropis Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Anggraini Alam.

“Jadi, pada 2021 ada 132 kasus konfirmasi, dan di 2022 ada 3.341 kasus. Artinya, memang bukan main kenaikkannya,” ujar Anggraini, Kamis (19/1).

Satu-satunya cara mencegah penularan campak adalah vaksin. Berdasarkan catatan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), hingga tahun 2018 lalu, vaksinasi campak berhasil mencegah sekitar 23,2 juta kematian. Campak sendiri merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus dari famili Paramyxovirus, seperti rubella.

Disebut-sebut sebagai penyakit paling menular di dunia, campak menular melalui batuk, bersin, dan kontak langsung dengan cairan hidung atau tenggorokan orang yang terinfeksi.

Selain yang sudah dijelaskan di atas, ada beberapa faktor risiko yang dapat menjadi penyebab campak pada anak. Berikut di antaranya, mengutip laman Halo Doc.

Tidak Melakukan Vaksinasi

Seseorang yang tidak atau belum melakukan vaksinasi akan berisiko mengembangkan virus campak dalam tubuhnya dan menulari orang lain.

Melakukan Perjalanan ke Daerah di mana Campak Berkembang

Saat seseorang melakukan perjalanan tersebut, mereka akan berisiko tertular campak.

Kekurangan Vitamin A

Jika dalam tubuh seseorang tidak memiliki kandungan vitamin A yang cukup, mereka dapat dengan mudah tertular campak dan mengalami komplikasi yang parah. Pasalnya, vitamin A dapat menghambat replikasi virus vaksin campak dengan peningkatan respon imun tubuh.

Selain memeperhatikan penyebab terjadinya campak, gejala campak yang di alami anak harus diperhatikan juga. Biasanya gejala campak muncul sekitar 10-14 hari setelah paparan virus. Berikut diantaranya:

  1. Sakit tenggorokan
  2. Ruam
  3. Demam
  4. Pilek
  5. Mata merah meradang (konjungtivitis)
  6. Bintik putih kecil pada lapisan dalam pipi
  7. Batuk kering

(afifah/lbi)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *