liputanbangsa.com – Diabetes UK baru-baru ini menerbitkan laporan yang mengungkapkan peningkatan diagnosis diabetes tipe 2 sebesar 39% di antara individu berusia di bawah 40 tahun.
Laporan tersebut menunjukkan bahwa kasus diabetes tipe 2 pada kelompok usia ini telah meningkat lebih dari 47.000 sejak 2016/17.
Pernyataan dalam laporan tersebut berbunyi:
“Kami memperkirakan hampir 168.000 orang di bawah usia 40 tahun didiagnosis menderita diabetes tipe 2 di Inggris. Hampir 150.000 orang di bawah usia 40 tahun didiagnosis di Inggris saja.”
Statistik yang mengkhawatirkan ini membuat banyak orang bertanya-tanya apa perbedaan antara diabetes tipe 1 dan tipe 2.
Keduanya merupakan kondisi serius dan seringkali mengubah hidup yang dapat mengakibatkan masalah kesehatan yang signifikan.
Perbedaan diabetes tipe 1 dan tipe 2
Orang yang didiagnosis menderita diabetes tipe 1 tidak dapat membuat insulin apa pun. Insulin adalah hormon penting, membantu tubuh Anda mengubah makanan menjadi energi dan mengatur kadar gula darah Anda.
Diabetes tipe 1 menyebabkan sel-sel yang memproduksi insulin diserang dan dihancurkan oleh sistem kekebalan tubuh Anda. Inilah sebabnya mengapa diabetes tipe 1 dicap sebagai kondisi autoimun. Tipe 1 mempengaruhi 8% penderita diabetes, menurut Diabetes UK.
Namun diabetes tipe 2 bukanlah kondisi autoimun karena ini berarti tubuh Anda tidak memproduksi cukup insulin atau jumlah insulin yang dihasilkan tidak cukup.
Tipe 2 mempengaruhi 90% penderita diabetes.
Penyebab pasti diabetes tipe 1 belum diketahui secara pasti, namun riwayat keluarga mungkin berperan karena adanya beberapa gen yang terkait dengannya.
Adapun diabetes tipe 2 dapat dikaitkan dengan usia, riwayat keluarga, etnis, dan berat badan Anda.
Diabetes tipe 1 biasanya didiagnosis pada masa kanak-kanak. Namun, penyakit ini bisa berkembang pada usia berapa pun.
Anda lebih mungkin terdiagnosis diabetes jika Anda berusia di bawah 40 tahun.
Sebagai perbandingan, risiko diabetes tipe 2 meningkat seiring bertambahnya usia dan etnis Anda juga dapat meningkatkan risiko tersebut.
Diabetes tipe 1 dan tipe 2 memiliki sejumlah gejala yang sama, termasuk:
- Sering buang air kecil, terutama di malam hari.
- Merasa sangat haus.
- Merasa lebih lelah dari biasanya.
- Berat badan turun drastis tanpa sebab.
- Gatal atau sariawan pada alat kelamin.
- Luka membutuhkan waktu lebih lama untuk sembuh.
- Penglihatan kabur.
- Meningkatnya rasa lapar.
Meski memiliki gejala yang sama, kemunculannya inilah yang membuat diabetes tipe 1 dan tipe 2 berbeda satu sama lain.
Gejala tipe 1 cenderung muncul lebih cepat, sedangkan gejala tipe 2 berkembang lebih bertahap sehingga lebih mudah untuk diabaikan. Ada kemungkinan untuk tidak mengalami gejala apa pun sama sekali.
Sayangnya, tidak ada obat untuk diabetes tipe 1 atau tipe 2. Namun, terdapat bukti yang menunjukkan bahwa penderita diabetes tipe 2 dapat mencapai remisi dengan menurunkan berat badan berlebih.
Dengan mengikuti diet rendah kalori yang ketat dengan pengawasan medis atau menjalani operasi, diabetes tipe 2 dapat disembuhkan.
Langkah ‘pengobatan’ yang dapat dilakukan
Dalam hal pengelolaan diabetes, juru bicara Diabetes UK mengatakan: “Anda mengobati tipe 1 dengan mengonsumsi insulin.
Anda menghitung karbohidrat yang Anda makan dan minum dan mencoba menyeimbangkannya dengan dosis insulin.
Menjadi seaktif mungkin, makan sehat dan beraktivitas untuk pemeriksaan kesehatan rutin juga penting.
Berbeda dengan diabetes tipe 1, terkadang diabetes tipe 2 dapat diobati tanpa mengonsumsi insulin atau obat lain untuk membantu menurunkan kadar gula darah.
Mendapatkan dukungan untuk menjadi aktif, makan sehat, dan melakukan pemeriksaan kesehatan rutin dapat membantu Anda mengelolanya. ”
(ar/lb)