Reaktifasi Spirit Pembangunan dalam Diri Perempuan – Liputan Online Indonesia

ByWeb Support

16 Desember 2022

[ad_1]

JEPARA, liputanbangsa.com – Eksistensi perempuan di kancah pemerintahan dinilai rendah, dan masih didominasi oleh kalangan laki-laki. Padahal melihat dari regulasi, diberikan kuota 30% untuk keterlibatan perempuan. Oleh karena itu, Pemerintah Daerah (Pemda) Jepara mengimbau, untuk memanfaatkan kesempatan itu.

Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Jepara Junarso memaparkan, dari seluruh kursi di DPRD Jepara, hanya 10 persen yang dipenuhi oleh perempuan. Menurutnya, minimnya perempuan ada beberapa alasan. Entah enggan ataupun sungkan.

“Sedikit sekali perempuan yang menjadi anggota DPRD Jepara. Entah merasa sungkan, enggan, takut atau bagaimanapun, secara regulasi perempuan di DPRD disediakan kursi sebanyak 30 persen, tapi tidak dipenuhi,” papar Junarso yang juga dari Fraksi PDI Perjuangan itu.

Pada acara bertajuk ‘Peran Perempuan dalam Pembangunan’, pihaknya mengimbau, agar perempuan mengaktifkan kembali semangat berjuang di lini perempuan. Karena, antara perempuan dan laki-laki setara.

“Kami mendorong perempuan agar reaktifasi spirit pembangunan dalam pemerintah. Sebab kesetaraan gender telah digaungkan dan direalisasikan. Namun, hingga saat ini, perempuan kekurangan spirit tersebut,” ujarnya di Radio R-Lisa.

Lebih lanjut, ia juga menjelaskan, perempuan memiliki dua peran, yakni peran secara langsung seperti menjelma sebagai aktivis. Kedua, tidak langsung, dalam hal ini melahirkan pemuda penerus perjuangan.

“Secara langsung, aktif di lini budaya, politik, ekonomi, sosial, termasuk di kursi pemerintahan. Adapun secara tidak langsung, yakni melahirkan generasi unggul dan berkualitas,” terang dia.

Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Jepara, Pratekno menambahkan, peran perempuan bak wonder woman. Hal itu, terjadi sebab pekerjaan multi dimensi.

“Kodrat yang tidak bisa ditinggalkan seperti menyusui, melahirkan. Ditambah pekerjaan menjadi seorang pekerja dan atau aktivis sosial, tentu ini nilai plus. Apalagi, Jepara tempatnya tokoh perempuan (Ratu Shima, Ratu Kalinyamat, dan RA Kartini),” pungkasnya. (cr2/lbi)


[ad_2]
Beranda

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *