BATANG, liputanbangsa.com – Malam pergantian tahun, Pemerintah Kabupaten Batang meniadakan pesta kembang api, bahkan petasan, dan mengantinya dengan doa lintas agama. Hal itu dikarenakan ingin menciptakan suasana yang lebih religius.
Kegiatan diawali dengan khotmil quran dipimpin oleh KH. Masroh Al Hafiz, yang digelar sejak siang hingga malam hari.
Doa dipimpin oleh masing-masing tokoh agama, seperti Katolik, Kristen, Hindu, Buddha dan Konghucu secara virtual. Serta diakhiri secara langsung oleh KH. Zainul Iroqi selaku Ketua MUI sekaligus pengasuh Pondok Pesantren Darul Ulum.
Pemkab Batang lebih menekankan agar warga Batang memperbanyak doa kepada Allah SWT, sehingga dapat melewati semua tantangan di tahun 2023.
Penjabat (Pj) Bupati Batang Lani Dwi Rejeki menyampaikan, seluruh masyarakat Batang segera meninggalkan tahun 2022 yang penuh pengalaman dan pelajaran yang dapat diambil hikmah.
“Itu supaya kita bisa mengintrospeksi diri, dan memperbaikinya di tahun 2023, khususnya bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) sehingga bisa meningkatkan pelayanan yang makin baik kepada public,” katanya, usai membuka kegiatan doa bersama lintas agama, di Rumah Dinas Bupati Kabupaten Batang, Sabtu (31/12/2022) malam.
Doa bersama ini bermakna harapan agar di tahun 2023 seluruh masyarakat Batang terhindar dari bahaya dan bencana.
“Maka kita tidak merayakan malam pergantian tahun secara berlebihan dengan menyalakan kembang api dan petasan, mengingat situasi COVID-19, yang belum sepenuhnya pulih, karena ada beberapa warga yang masih terkonfirmasi virus tersebut,” tegasnya.
Ia menambahkan, selama beraktivitas di ruang publik warga diminta menerapkan protokol kesehatan.
Sebagai bentuk kepedulian sosial, Pemkab Batang bersama Unit Pengumpul Zakat (UPZ) Kantor Kemenag Batang memberikan santunan kepada yatim piatu. (dian/lbi)