Dialog Parlemen : Jangan Setengah-setengah Bantu UMKM – Liputan Online Indonesia

ByTia Putri

23 November 2024 , ,

MAGELANG, liputanbagsa.com Perkembangan UMKM akhir-akhir kurang begitu bergariah. Banyak faktor yang menjadikan pengembangan usaha kecil jalan di tempat. Masih banyak upaya dan peluang untuk menjadikan sektor UMKM naik kelas.

Hal itu mengemuka pada Dialog Parlemen yang disiarkan Radio CBS Magelang, kemarin. Sebagai narasumber anggota Komisi B Muhaimin menyatakan, sebenarnya UMKM menjadi salah satu elemen pendukung sekaligus pendongkrak perekonomian nasional. Pangsa pasarnya jelas termasuk konsumennya.

“UMKM itu menyumbang 60 persen dari total produk domestik rasional bruto (PDRB) di Jateng. Berarti produk UMKM diterima masyarakat. Permasalahannya, kenapa UMKM tidak bisa berkembang? Ini yang perlu kita telaah kembali. Kalau begitu kita jangan setengah-setengah mendorong kemajuan UMKM,” ucap politikus PKB itu.

Banyak persoalan yang menjadikan UMKM pengembangannya jalan di tempat. Salah satunya adalah permodalan. Peran pemerintah untu menyelesaikan persoalan ini harus ada. Menggandeng pihak ketiga, menjadi salah satu upaya supaya modal pengusaha UMKM bisa bertambah. Masalah standardisasi, pasar, perizinan, juga turut menjadi salah satu kendala.

Agung Trijaya, narasumber dari tokoh masyarakat meminta keaktifan pemerintah penting dilakukan untuk mendorong supaya UMKM berkembang.

“Beri ruang yang lebih luas kepada UMKM dengan memperkuat branding, diversifikasi produk sehingga bisa selalu mengikuti trend pasar. Disamping ada proteksi pemerintah dari pemodal besar, biasanya menyerang kuat pelaku umkm sehingga perlu regulasi yangbkuat untuk mendukung UMKM,” jelasnya.

Supaya intervensi pemerintah tepat sasaran, lanjut Agung, maka pentingnya data yang akurat dan ter-update. Dengan demikian, pemetaan permasalah menjadi jelas dengan demikian intervensi pun lebih tepat.

“Di Magelang masih banyak permasalahan menyangkut pertumbuhan UMKM karena masih kalah dengan pemodal.

Sementara pemilik usaha jamu merek Deka, Dwi Kuntari mengaku meraskaan sekali dampak sekarang ini. Terlebih usaha yang digelutinya bergerak pada bidang herbal atau jamu. Pentingnya kehadiran pemerintah untuk mendorong pengembangan usaha.

“UMKM yang kami buka itu sangat segmented yakni jamu. Butuh bantuan pemerintah seperti sertifikasi halal, kemasan maupun alat pengemas. Tanpa itu kami kesulitan pengembangannya,” jelasnya.

Bagi Dwi Kun, supaya UMKM naik kelas, bagi pengusaha dengan modal pas-pasan perlu intervensi pemerintah. Salah satu contohnya mencarikan pemodal atau memberi suntikan modal. Bagi yang belum punya pasar, tentu mencari jaringan sangatlah penting. (Adv-Anf)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *