DENPASAR, liputanbangsa.com – Gajah bernama Moly mati setelah hanyut terseret banjir di Sungai Wos, Gianyar, Bali, Senin (16/12/2024).
Moly adalah gajah yang berasal dari Way Kambas, Lampung dan telah tinggal di Bali Zoo sejak 2013.
Meski demikian, gajah betina berusia 45 tahun itu adalah milik negara yang dilindungi undang-undang. Bali Zoo hanya memiliki hak penitipan.
“Zoo hanya dapat hak penitipan. Ada register yang kami punya itu adalah milik negara,” jelas Kepala BKSDA Bali Ratna Hendratmoko, Selasa (17/12/2024).
Berdasarkan data Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bali, terdapat 85 ekor gajah di Bali. 15 ekor di antaranya dititipkan di Bali Zoo.
“Moly adalah satu dari total 15 gajah di Bali Zoo,” tutur Humas Bali Zoo, Emma Chandra, Selasa.
Moly sebelumnya ditemukan mati di atas bebatuan di pinggir sungai pada Selasa pukul 06.30 Wita.
Moly merupakan gajah konservasi pertama yang mati terseret arus.
Emma memaparkan, peristiwa ini terjadi sangat cepat. Saat itu, seekor gajah betina bernama Tina telah berhasil menyeberangi sungai, sementara Moly ikut menyusul di belakang dengan pawang yang mengawalnya.
Namun, tiba-tiba aliran air membesar akibat hujan deras, membuat Moly kehilangan keseimbangan dan hanyut terbawa arus.
“Mahout kami berupaya meminta pertolongan semua tim, namun besarnya air yang datang dengan cepat upaya pertolongan tidak bisa dilakukan, air besar dan lokasi juga kondisi hujan deras,” paparnya.
Berdasarkan pemeriksaan dua tim dokter hewan yang turun ke lokasi, Moly mati lantaran air terlalu banyak masuk ke dalam perutnya hingga kembung.
Kemudian, ada luka pada telinga dan kakinya patah.
“Nanti sebelum dikubur perutnya kami buka sedikit, menghindari meledak dalam kuburnya,” terang Emma, Selasa.
Moly akan dievakuasi ke Bali Zoo dan dikubur di area kebun binatang tersebut.
(ar/lb)