KENDAL, liputanbangsa.com – Kunjungan petambak Kendal ke BLUPPB Karawang pada Rabu (30/10/2024) membuka wawasan baru tentang potensi budidaya ikan nila salin sebagai komoditas unggulan yang menjanjikan.
Selain memiliki cita rasa yang lebih gurih, ikan nila salin juga diminati di pasar lokal maupun ekspor karena kualitas daging yang lebih kenyal, berwarna putih, dan kadar garam yang lebih tinggi dibandingkan nila air tawar.
Budidaya ikan nila salin juga memiliki keunggulan dari segi waktu panen yang lebih cepat.
“Ikan nila air tawar umumnya dipanen dalam waktu 5-6 bulan, sementara nila salin dapat dipanen hanya dalam 4 bulan,” ungkap Kepala Bidang Perikanan Budidaya DKP Kendal, Mutrofin, S.Pi.
Dengan waktu panen yang lebih singkat, budidaya ikan nila salin memungkinkan perputaran produksi yang lebih sering dalam setahun, sehingga meningkatkan potensi keuntungan bagi para petambak.
Teknologi yang digunakan dalam budidaya nila salin di BLUPPB Karawang juga menjadi inspirasi bagi petambak Kendal.
BLUPPB menerapkan eFeeder, alat pakan otomatis yang dikendalikan melalui perangkat pintar sebagai upaya pengelolaan pakan yang efisien.
Selain itu, area BLUPPB dilengkapi berbagai fasilitas modern seperti Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL), laboratorium, dan sistem inlet-outlet yang canggih, sehingga mendukung keberlanjutan budidaya dan meminimalisir dampak lingkungan.
Dengan segala keunggulan tersebut, budidaya ikan nila salin diharapkan menjadi komoditas yang prospektif untuk dikembangkan di Kendal.
“Kebutuhan pasar yang terus meningkat menjadi peluang ekonomi yang signifikan bagi petambak di Kendal,” ujar Mutrofin.
Di tengah tingginya permintaan dan tren pasar, ikan nila salin menjadi peluang baru bagi petambak untuk memperluas usaha mereka dan mendukung perekonomian lokal.
(ar/lb)