Kisah Salamah bin Akwa, Kesatria Pemanah yang Pemberani – Liputan Online Indonesia

ByWeb Support

4 Januari 2023

[ad_1]

Kisah Salamah bin Akwa penting untuk diketahui. Sebab, perjalanan hidup Salamah bin Akwa termasuk di dalam kisah sahabat nabi. Salamah bin Akwa terkenal sebagai tokoh yang paling mahir di dalam peperangan jalan kaki.

Salamah sendiri bukanlah seorang sahabat yang masyhur. Banyak orang yang tidak mengenalnya.

Padahal ia merupakan sahabat nabi yang mulai. Salah seorang sahabat Rasulullah SAW yang berbaiat di bawah pohon.

Kisah Salamah bin Akwa dan Nasabnya

Salamah bin Akwa juga merupakan seorang pahlawan pemberani dengan kecepatan lari yang sangat cepat. Sebab Salamah memeluk agama islam pun terbilang unik.

Karena seekor binatang buas berbicara dengan Salamah bin Akwa. Kemudian hewan tersebut memperkenalkan dirinya dengan Rasulullah SAW.

liputanbangsa.com: Kisah Hamzah Masuk Islam Paman Nabi SAW Dapatkan Hidayah

Salamah bin al-Akwa merupakan sebutan nama dari para ulama ahli hadits kepada sahabat nabi ini. al-Akwa bukan nama bapak Salamah, melainkan nama kakeknya.

Nama kakeknya yaitu Salamah bin Amr bin al-Akwa. Akwa sendiri namanya adalah Sinan bin Abdullah bin Qusyair bin Khuzaimah. Rabadzah merupakan tempat tinggal Salamah. Berikut kisah Salamah bin Akwa selengkapnya.

Salamah bin Akwa, Terkenal Karena Keberaniannya

Memiliki jiwa yang pemberani adalah salah satu karakter Salamah bin Akwa yang paling menonjol. Keberanian Salamah sangat terlihat pada Perang Dzi Qardh.

Suatu hari Salamah bin al-Akwa sukses menggagalkan perampokan unta-unta Nabi Muhammad SAW. Orang-orang Fazarah merupakan pelaku dari perampokan tersebut.

Ya, Abdurrahman bin Uyainah al-Fazari beserta rombongannya merampas unta Nabi Muhammad. Ia mencuri unta Rasulullah SAW lalu membunuh penggembalanya. Lalu, ia pergi bersama sejumlah penunggang kuda.

Ketika peristiwa itu terjadi, qadarullah ada Salamah bin Akwa yang tengah berjalan sendiri sembari membawa anak panahnya. Salamah menyaksikan kejadian tersebut.

Kemudian, Salamah menghadap ke arah Madinah sambil berteriak, “Ya shabahah! Ya shabahah! Ya shabahah!” Maksud dari teriakan tersebut adalah memberitahukan mengenai perampokan yang terjadi.

Kisah Salamah bin Akwa berikutnya adalah ia kemudian mengejar gerombolan perampok itu seorang diri. Lalu Salamah menghujani para perampok tersebut dengan memakai anak panah.

liputanbangsa.com: Hudzaifah bin Al-Yaman Miliki Kebiasaan yang Unik, Dicintai Baginda Nabi

Dengan begitu, sekelompok tersebut mengira tengah menghadapi sejumlah pasukan. Pada saat mereka menoleh, Salamah bin Akwa bersembunyi di balik pohon.

Sembari terus memberikan serangan kepada perampok-perampok sampai kuda-kuda mereka terluka… (Ibnu Saad: ath-Thabaqat al-Kubra, 2/81)

Cinta Salamah bin Akwa Pada Rasulullah

Suatu ketika, Salamah bin Akwa mengerjakan sholat sunnah Dhuha. Kemudian Salamah bersandar pada salah salah satu tiang Masjid Nabawi. Lalu Salamah menunaikan sholat di dekatnya.

Kisah Salamah bin Akwa dari aku (periwayat) berujar, “Mengapa engkau tidak mengerjakan sholat di sini saja?”sembari menunjuk ke salah satu sudut masjid.

Kemudian Salamah bin al-Akwa menjawab, “Sesungguhnya aku menyaksikan Nabi Muhammad SAW mengerjakan sholat di tempat ini.” (HR. Ibnu Majah di dalam Sunnahnya 1430, 1/459. Al-Albani mengungkapkan hadits tersebut shahih)

Perhatikan! Bagaimana para sahabat begitu memperhatikan setiap gerak-gerik Nabi Muhammad SAW. Ya, meneladani tiap detail perbuatan Rasulullah merupakan kebahagiaan untuk mereka.

Masyhur dalam Peperangan Jalan Kaki

Salamah bin Akwa tergolong tokoh-tokoh Bai’atur Ridwan. Pada saat tahun 6 Hijriyah, Nabi Muhammad SAW bersama para sahabatnya pergi ke Madinah.

Kepergian tersebut bermaksud ingin berziarah ke Ka’bah. Namun, orang-orang Quraisy menghalanginya. Sehingga, Nabi Muhammad mengutus Utsman bin Affan untuk mengabarkan pada mereka.

Tujuan kunjungan tersebut hanyalah untuk melakukan ziarah serta sekali-kali bukan untuk mengajak perang.

Sambil menanti Utsman kembali, tersiar kabar bahwa ia telah terbunuh oleh orang-orang Quraisy. Nabi Muhammad SAW kemudian duduk di bawah naungan sebatang pohon.

Kemudian Rasulullah menerima baiat sehidup semati dari sahabatnya demi seorang sahabatnya.

Dalam kisah Salamah bin Akwa, ia terkenal sebagai tokoh termahir di dalam peperangan jalan kaki. Selain itu, ia juga mahir dalam memanah, melempar tombak, serta lembing.

Salamah bin Akwa menjalankan siasat yang serupa dengan perang gerilya, sebagaimana bisa Anda jumpai sekarang ini. Apabila musuh datang menyerang, maka Salamah menarik mundur pasukannya ke belakang.

liputanbangsa.com: Kisah Abu Lubabah, Rela Mengikat Diri Demi Mendapat Ampunan

Namun, jika mereka kembali atau sedang berhenti untuk beristirahat, maka Salamah beserta pasukannya akan menyerangnya tanpa ampun. Dengan siasat semacam itu, Salamah mampu menghalau tentara yang menyerang luar kota Madinah seorang diri.

Perang tersebut berlangsung di bawah pimpinan Uyainah bin Hishn al-Fazari di dalam sebuah peperangan yang dinamakan sebagai perang Dzi Qarad. Salamah bin Akwa pergi membuntuti mereka seorang diri.

Kemudian, ia memerangi serta mengusir mereka dari Madinah. Sampai akhirnya, Rasulullah SAW tiba dengan membawa bala bantuan yang terdiri dari para sahabatnya.

Kisah Salamah bin Akwa berakhir saat ia wafat di Kota Madinah pada tahun 74 H. Kala itu Salamah bin Akwa berumur 80 tahun (Riwayat al-Hakim dalam al-Mustadrak 6383). Semoga Allah meridhai sahabat Nabi yang sangat mulia ini. (R10/HR-Online)

[ad_2]
Beranda

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *