[ad_1]
Liputanbangsa.com, Semarang – Bus rombongan wisata warga RW 2 Kelurahan Manyaran, Kecamatan Semarang Barat mengalami musibah di Jawa Timur. Bus yang ditumpangi puluhan orang tersebut jatuh ke jurang di wilayah Magetan, Minggu (4/12) sekitar pukul 11.00. Kejadian ini, tujuh orang meninggal termasuk pengemudi bus.
“Kalau informasi sementara, korban yang meninggal saya dengar ada tujuh orang, termasuk driver (bus), luka 15 orang termasuk kritis sekitaran 4 orang,” ungkap sekretaris RT 1 RW 2, Agus Kuswanto, kepada Jawa Pos Radar Semarang, Minggu (5/12).
Terlihat, Agus dan warga lainnya memasang tenda di jalan raya, wilayah RW 3 dan masih menunggu kedatangan para jenazah. Menurutnya, jenazah dan korban luka saat berada di rumah sakit Magetan. Agus juga menyebutkan, informasi yang diperoleh jenazah akan langsung dibawa ke Semarang.
“Sampai sini (Semarang) jam berapa kurang tahu. Ini masing masang-masang tenda. Ya kemungkinan sampai Semarang malam,” katanya.
Agus juga membeberkan, bus tersebut merupakan rombongan wisata warga RW 3. Berangkat wisata ke Jawa Timur, Minggu (4/12) sekitar pukul 06.00. Pihaknya juga menyebutkan, ada dua rombongan bus, dan salah satunya mengalami musibah.
“Ada sekitaran 80 orang, rombongan dua bus. Ada anak-anak, orang dewasa bapak-bapak. Pak RT 5 dan Pak RW juga ikut piknik. Itu kan piknik kampung, agenda tahunan, sudah direncanakan,” bebernya.
Informasi yang diperolehnya, tujuan wisata tersebut ke Tawangmangu. Menurutnya, setelah sampai tujuan juga tidak menginap, melainkan langsung pulang ke Semarang. Nahas, saat perjalanan salah satu bus mengalami musibah.
“Kalau saya dengar, mau ke Sarangan. Sehari langsung pulang. Terus dapat kabar sekitaran jam 2, malah ada musibah ini. Kalau kronologisnya, secara persisnya kurang,” pungkasnya.
Salah satu warga setempat, Asih mengakui salah satu anaknya juga ikut dalam rombongan bus yang mengalami nahas tersebut. Perempuan ini juga mengaku, anaknya laki-laki tersebut hanya mengalami luka, dan masih di rawat di rumah sakit di Magetan.
“Saya dapat kabar jam 12.00, dikabari tetangga. Ini belum tau kondisinya, sakitnya seperti apa, masih di rumah sakit. Mau kesana tapi sama siapa, belum tahu,” katanya.
Asih juga mengakui, awalnya sempat mau ikut piknik diajak anaknya. Bahkan sudah membayar iuran. Namun, Asih berubah pikiran dan mengurungkan niatnya.
“Saya sebenarnya mau ikut, tapi perasaan gak enak, akhirnya tidak jadi ikut, sudah bayar Rp 300 ribu. Itu nyicil per bulan seadanya. Ya sudah gak jadi ikut, iuran hangus, ya itung-itung sodaqoh,” jelasnya. (mha/bas)
Reporter:
M Agus Haryanto
[ad_2]
liputanbangsa.com