Masuk Masa Panen, Ribuan Hektare Sawah di 4 Kabupaten Jateng Justru Tersapu Banjir

liputanbangsa.com – Areal persawahan seluas 1.289,7 hektare di 37 desa wilayah Jawa Tengah terdampak bencana banjir bandang yang terjadi belum lama ini.

Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Jawa Tengah menyebutkan puluhan desa tersebut sebarannya ada di 12 kecamatan di empat kabupaten.

1. Sawah yang Kebanjiran Sudah Masuk Panen

Kepala Distanbun Jawa Tengah, Supriyanto mengatakan kabupaten yang dilanda banjir sejak Februari kemarin yakni Kabupaten Sragen, Kabupaten Pati, Kabupaten Demak dan Kabupaten Grobogan.

Untuk rata rata sawah yang terendam banjir di 37 desa kondisinya sudah siap dipanen. Sebab, usia masa tanamnya antara satu sampai dia mingguan.

“Sebagian besar (masuk) masa panen. Tapi misalnya di Grobogan Februari kan sudah masa panen ada yang umurnya dua mingguan,” kata Supriyanto usai mengikuti rapat koordinasi persiapan arus mudik bersama forkopimda se-Jateng di Gedung Gradika Bhakti Praja Semarang, Senin (17/3/2025).

2. Usia Tanam Sudah 89-115 Hari

Berdasarkan data yang dihimpun dari pemantauan yang dilakukan Distanbun dari 1–12 Maret, tercatat mayoritas usia tanam padi yang terdampak banjir sekitar 89 hari sampai 115 hari. Bahkan banyak juga titik tanam padi yang baru dilakukan persemaian bibit.

Rinciannya di Kabupaten Sragen areal persawahan terdampak banjir seluas 762 hektare, di Grobogan seluas 216 hektare, di Demak seluas 31,7 hektare dan di Pati seluas 280 hektare.

3. Distanbun Sarankan Petani Panen Lebih Awal

Temuan banyaknya persawahan yang terendam banjir disampaikan para pengurus Gapoktan di sejumlah desa.

Supriyanto menjelaskan salah satu Gapoktan yang melapor kepada pihaknya ialah Ngudi Raharjo, Tirto Agung dan Gapoktan Karya.

Untuk varietas padi yang kebanjiran mulai dari inpari 32, campuran MR Inpari dan Ciherang.

Meski demikian, pihaknya mengklaim pasca banjir, terdapat sejumlah titik persawahan yang terpaksa dilakukan panen awal guna menekan kerugian yang lebih besar.

“Artinya memang sudah bisa dipanen. Tapi kualitasnya agak turun,” terangnya.

4. Petani akan Diberi Bantuan Alat dan Bibit

Lebih lanjut lagi, pihaknya masih menunggu laporan akhir mengenai kerugian yang dialami petani akibat bencana banjir.

Assesment kerugian akan dihitung tiga hari setelah banjir surut.

Hal ini termasuk juga menghitung nilai kerugian karena padi mengalami gagal panen atau puso.

“Kita pasti menunggu sampai ada puso. Kalau tidak ada puso ya tidak diganti. Nantinya menunggu tiga jari setelah surut,” paparnya.

Soal alokasi bantuan yang diberikan bagi para petani yang terdampak banjir, katanya bantuan dari pihaknya berupa peralatan dan pemberian bibit.

Pihaknya pun meminta para petani harap bersabar dengan perubahan cuaca ekstrem yang melanda saat ini.

Dengan cuaca yang sering hujan, sebaiknya petani melakukan pemananenan padi lebih awal.

“Tentunya diberi bantuan alat olah tanam ulang maupun pemberian bibit nanti kita usahakan,” ujar Supriyanto.

 

(ar/lb)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *