liputanbangsa.com – Serangan Israel ke Palestina semakin tak masuk akal.
Kamp pengungsi di Kota Rafah Selatan Gaza Palestina yang masuk zona kemanusian pun menjadi sasaran serangan Israel.
Israel melancarkan dua kali serangan ke Kota Rafah, tempat terakhir pertahanan Palestina.
Pertama serangan Israel pada Minggu (26/5/2024) malam, lalu Selasa (28/5/2024) kemarin.
Selain membunuh puluhan orang, serangan Zionis juga mengenai tenda orang-orang yang dipindahkan paksa.
Menurut pekerja kesehatan Palestina, sejumlah orang yang terjebak dalam reruntuhan yang terbakar.
Dilaporkan jumlah korban di Kota Rafah Pelastina terus bertambah. Sedikitnya 50 orang tewas.
Serangan Israel pada Minggu menggunakan pesawat tempur yang menjatuhkan setidaknya bom bom ke Rafah.
Kamp pengungsian di Kota Rafah Selatan Gaza Palestina ikut terkena dampak serangan.
Dua hari berselang, Tank-tank Israel dilaporkan kembali merangsek masuk Rafah, Jalur Gaza, dalam jumlah besar pada Rabu (29/5/2024).
Melansir Reuters, tank-tank Israel maju ke jantung kota Rafah untuk pertama kalinya pada Selasa setelah satu malam pengeboman besar-besaran.
Padahal Mahkamah Internasional menyerukan untuk mengakhiri serangannya terhadap kota yang menjadi salah satu tempat perlindungan terakhir di Gaza tersebut.
All Eyes on Rafah bergema di X bersamaan dengan kecaman netizen dunia terhadap Israel.
Di sisi lain, Militer Israel membantah menyerang tenda kamp pengungsian di sebelah barat Rafah pada Selasa.
Ini setelah otoritas kesehatan Gaza mengatakan penembakan tank Israel telah menewaskan sedikitnya 21 orang di sana di daerah yang ditetapkan Israel sebagai zona evakuasi sipil.
Sebelumnya, dengan mengabaikan permohonan banding dari Mahkamah Internasional, tank-tank Israel maju ke jantung Rafah untuk pertama kalinya setelah malam pemboman besar-besaran.
Masih dilansir dari reuters, Israel mengatakan pihaknya menargetkan dua agen senior Hamas dan tidak bermaksud menimbulkan korban sipil.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan kerugian yang menimpa warga sipil terjadi ketika ‘sesuatu yang tidak beres terjadi secara tragis.”
Sementara itu Pemerintahan Biden mengatakan pada hari Selasa bahwa pihaknya memantau dengan cermat penyelidikan atas serangan udara Israel ke Rafah hari Minggu.
“Kata tragis bahkan tidak bisa menggambarkan apa yang terjadi pada hari Minggu,” tutur Wakil Presiden AS Kamala Harris.
Namun Kirby mengatakan tidak ada insiden pada hari Minggu atau Selasa yang akan mendorong Amerika Serikat untuk menghentikan bantuan militernya kepada Israel.
Kementerian Kesehatan Gaza menuturkan, Lebih dari 36.000 warga Palestina tewas dalam serangan Israel.
Israel melancarkan perang udara dan darat setelah militan pimpinan Hamas menyerang komunitas Israel selatan pada 7 Oktober 2023.
Menurut perhitungan israel, serangan itu menewaskan sekitar 1.200 orang dan menyandera lebih dari 250 orang.
Israel mengatakan pihaknya ingin membasmi formasi utuh terakhir pejuang Hamas yang bersembunyi di Rafah.
Juga dan menyelamatkan sandera yang menurut mereka ditahan di wilayah tersebut.
Sementara itu Spanyol, Irlandia dan Norwegia secara resmi mengakui negara Palestina.Â
(ar/lb)