liputanbangsa.com – Anggota DPR RI Mufti Anam mengecam Isa Zega, seorang transgender yang menjalankan ibadah umrah memakai pakaian wanita.
Isa Zega awalnya merupakan seorang laki-laki. Namun, ia telah melakukan operasi kelamin dan menjadi transgender.
Isa Zega kemudian menuai kecaman karena berpakaian bak wanita Muslim saat umrah. Ia memakai gamis dan jilbab panjang.
Melalui Instagram pribadinya, Mufti Anam mengaku mendapatkan banyak aduan dari masyarakat tentang cara berpakaian Isa Zega di Tanah Suci Makkah.
Mufti Anam menilai yang dilakukan Isa Zega ini termasuk penistaan agama.
“Saya sangat miris sekali, hari ini saya banyak sekali mendapatkan DM, tautan dari media sosial yang bagaimana setelah saya lihat, ada seseorang namanya ‘Mami Online’ alias Isa Zega alias Sahrul, dia adalah seorang transgender, transwomen, waria, yang di awalnya adalah seorang laki-laki, dia melakukan ibadah umrah dengan menggunakan hijab syar’i dan ini merupakan bagian dari penistaan agama,” kata Mufti Anam.
“Bagaimana laki-laki dalam hukum Islam bahkan menurut fatwa MUI, seorang laki-laki walaupun diubah jenis kelaminnya, bahwa secara lahiriah dia tetap seorang laki-laki, dan dalam melakukan prosesnya tetap harus menggunakan cara-cara seorang laki-laki,” lanjutnya.
Mufti Anam juga menyoroti Isa Zega melakukan rangkaian ibadah seperti perempuan Muslim.
Hal ini juga dapat menjadi penistaan agama karena Isa Zega kodratnya adalah seorang laki-laki.
“Tapi si Isa Zega ini berbeda, dia melakukan umrah dengan menggunakan prosesi dan cara-cara perempuan, ini adalah bagian dari penistaan agama. Bagaimana seorang penista agama sudah diatur dalam KUHP Nomor 156A dengan ancaman 5 tahun penjara,” ujarnya.
Mufti Anam kemudian mendesak polisi untuk menangkap Isa Zega atas dugaan penistaan agama. Ia berharap ke depannya hal serupa tidak terjadi lagi.
“Maka harapan kami, penegak hukum, kepolisian, dan pihak-pihak terkait untuk segera menangkap si mami online ini agar ke depan tidak ada mami-mami online lain yang melecehkan agama kita. Ingat, bahwa Indonesia merupakan negara dengan penduduk Islam terbesar kedua di dunia. Harapan kami tidak menimbulkan kericuhan di tengah-tengah masyarakat, juga tidak menjadi contoh yang buruk,” tutupnya.
(ar/lb)