Wisata Alam dan Budaya Terbaik di Dieng Plateau Wonosobo – Liputan Online Indonesia

ByRedaksi

19 Juli 2024
Wonosobo Dieng

LiputanDiengDieng merupakan salah satu desa yang memiliki banyak wisata alam dan terletak di Kabupaten Wonosobo (Dieng barat) serta Kabupaten Banjarnegara (Dieng timur). Letaknya yang berada di dataran tinggi dengan suhu ekstrim mencapai -3,5 derajat Celsius.

Dieng Plateau sebagai destinasi wisata keluarga, corporate gathering, serta study tour bagi anak-anak sekolah. Selain suhu udara yang ekstrim, Dieng Plateau menyuguhkan keindahan alam dengan tanah yang subur sehingga banyak ditemukan perkebunan dan pertanian yang makmur.

Keindahan lanskap perbukitan Dieng menjadi cikal bakal adanya pengembangan objek wisata alam, dan budaya yang ramai dan wajib untuk dikunjungi, seperti wisata alam Dieng Wonosobo.

Bukit Sikunir

Wisata Alam
bukti sikunir

Credit: Mohamad Sarifuddin

Bukit Sikunir atau golden sunrise masih menjadi destinasi utama wisatawan saat berlibur ke Dieng Plateau Wonosobo. Untuk dapat menyaksikan pesona sunrise yang memukau, para wisatawan diharuskan mendaki bukit sikunir setinggi 2.300 MDPL.

Tentunya dengan persiapan yang matang, mulai dari performa tubuh yang fit, kebutuhan logistik yang cukup serta perlengkapan mendaki untuk menunjang keamanan seperti baju tebal, sepatu anti air, headlamp, dan sebagainya. 

Keuntungan dari mendaki puncak bukit sikunir adalah wisatawan dapat menikmati 8 pemandangan gunung sekaligus seperti Gunung Sindoro, Gunung Prau, Gunung Sumbing, Gunung Merbabu, Gunung Slamet hingga Gunung Merapi.

Jalur trekking Bukit Sikunir terbilang friendly, artinya pendaki atau wisatawan pemula dapat mendaki hingga puncak 45-60 menit dengan persiapan yang matang, ya.

Telaga Menjer

Credit: Tripadvisor

Telaga Menjer merupakan telaga alami yang terbentuk dari proses letusan vulkanik Gunung Pakuwaja pada tahun. Telaga Menjer berada di ketinggian 1.300 MDPL dengan luas berkisar 70 hektar dan kedalaman mencapai 50 meter.

Mulanya, Telaga Menjer dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai pembangkit listrik tenaga air (PLTA). Namun seiring perkembangan industri pariwisata, kini Telaga Menjer dijadikan sebagai destinasi wisata di Dieng Plateau.

Aktivitas yang dapat dilakukan di Telaga Menjer adalah memancing berbagai jenis ikan di sekitar cekungan Telaga. Selain itu, pengunjung dapat menikmati keindahan alam sekitar, seperti panorama pegunungan yang memukau dan udara segar yang menenangkan.

Selain itu, Telaga Menjer memfasilitasi penyewaan perahu untuk digunakan oleh para wisatawan dengan tarif yang terjangkau serta wisatawan dapat memanfaatkan floating garden sebagai spot foto.

Telaga Warna

Credit: Kompas

Telaga Warna merupakan salah satu destinasi wisata unggulan di Kabupaten Wonosobo yang terkenal dengan keunikannya. Telaga ini memiliki fenomena unik berupa perubahan warna air yang disebabkan oleh tingginya kandungan sulfur dan keberadaan pepohonan di sekitarnya.

Warna air telaga bisa berubah mulai dari hijau, kuning, hingga warna-warni seperti pelangi. Terletak di ketinggian 2.000 MDPL, Telaga Warna dikelilingi perbukitan dengan pemandangan alam yang menakjubkan.

Wisata alam Dieng Wonosobo ini sangat disarankan untuk dikunjungi pada pagi hingga siang hari saat cuaca cerah, namun tetap sejuk. Tidak disarankan mengunjungi pada sore hari karena sering turun kabut tebal di sekitar lokasi. Di sekitar Telaga Warna juga terdapat situs sakral yang dapat dikunjungi untuk keperluan ziarah.

Telaga Merdada

telaga merdada

Credit: Dieng Banjarnegara

Telaga Merdada merupakan telaga terluas di Dieng Plateau dengan luas berkisar 25 hektar yang dikelilingi oleh Bukit Pangonan dan Bukit Semurup.

Walaupun dinobatkan sebagai telaga terluas, Telaga Merdada tidak memiliki sumber mata air, sehingga air yang menggenangi merupakan air tampungan hujan. Pada saat kemarau, air akan menguap dan dasar telaga akan terlihat. Namun tidak disarankan untuk melintasi karena terdapat lumpur yang berbahaya.

Air dalam Telaga Merdada dimanfaatkan oleh para masyarakat untuk pengairan ke lahan perkebunan dan pertanian, seperti perkebunan kentang yang sangat bergantung pada debit air telaga. Jam buka Telaga Merdada dimulai pada pukul 07.00 – 16.00 WIB dengan tarif tiket wisata yang sangat terjangkau, yakni Rp5.000 per orang.

Kawah Sikidang

Credit: Tiket

Kawah Sikidang terbentuk dari letusan gunung berapi di Dataran Tinggi Dieng, terletak di Desa Dieng Kulon, Kabupaten Banjarnegara, dan berdekatan dengan kompleks candi Dieng.

Daya tarik wisata alam Kawah Sikidang adalah semburan lumpur panas yang bercampur dengan gas atau asap putih pekat yang mengepul di udara, sehingga wisatawan disarankan untuk menggunakan masker saat berkunjung.

Di sekitar Kawah Sikidang, wisatawan dapat menikmati berbagai fasilitas pendukung seperti sepeda pancal, motocross, ATV, dan kuda. Selain itu, mereka juga bisa menjelajahi lingkungan sekitar dengan berjalan santai melintasi jembatan kayu.

Tak perlu khawatir untuk mengabadikan momen, karena Kawah Sikidang menyediakan layanan jasa foto. Di kawasan ini, tersedia toko souvenir yang menawarkan beragam pilihan pernak-pernik serta makanan khas Dieng Plateau.

Komplek Candi Dieng

Credit: Dieng iNews

Komplek Candi Dieng terdiri dari delapan candi bercorak Hindu dengan aliran Syiwa, berdiri sejak abad ke-7. Kawasan ini terletak di wilayah Kabupaten Banjarnegara dengan ketinggian 2.000 MDPL. Selain menjadi destinasi wisata budaya, Komplek Candi Dieng juga berfungsi untuk kegiatan religius atau pemujaan kepada Trimurti.

Candi yang memadati kawasan komplek ini antara lain Candi Arjuna, Candi Semar, Candi Srikandi, Candi Puntadewa, Candi Sembadra, Candi Gatotkaca, Candi Dwarawati dan Candi Bima. Pada setiap bangunan candi memiliki relief dan bentuk candi yang berbeda-beda. 

Tradisi Ruwatan 

Credit: Gramedia

Tradisi Ruwatan atau pemotongan rambut gimbal merupakan warisan turun-temurun dari leluhur yang memiliki makna penting bagi masyarakat Dieng Wonosobo. Tradisi ini bertujuan untuk memohon keselamatan dan memperkuat identitas sosial serta solidaritas.

Setiap tanggal 1 suro dalam kalender Jawa, tradisi ini dilakukan secara massal. Tradisi ini menarik perhatian wisatawan karena melibatkan anak-anak yang memiliki rambut gimbal, dengan tujuan membersihkan mereka dari kesialan, kesedihan, dan malapetaka. Keunikan tradisi ini membuatnya menjadi pertunjukan budaya penting dalam festival budaya Dieng.

liputanbangsa.com:InfoTour

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *