Dinkes Pemalang Gandeng Komunitas Cegah Penyebaran TBC – Liputan Online Indonesia

ByWeb Support

23 Desember 2022

[ad_1]

PEMALANG, liputanbangsa.com – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Pemalang mengajak komunitas Mentari Sehat Indonesia (MSI) Pemalang, yang fokus dalam penanganan Tuberkulosis (TBC) untuk bersinergi. Hal itu karena kurangnya kesadaran masyarakat tentang penanganan serta pencegahan kasus aktif TBC di Pemalang. Harapannya, di 2023 mendatang kasus TBC dapat berkurang dan kesadaran masyarakat akan pengobatan bisa meningkat.

Kepala Dinkes Pemalang Yulies Nuraya, melalui Sekretaris Dinkes Ahmad Syarifudin mengatakan, pemerintah pusat membuat program Eliminasi TBC pada 2030. Di mana program tersebut dimaksudkan untuk mengatasi permasalahan penambahan kasus TBC yang setiap tahunnya bertambah.

“Sesuai Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 67 tahun 2021 tentang Penanggulangan TBC ini, kita perlu bersinergi dengan berbagai stakeholder. Salah satunya bersama MSI Pemalang yang memang sudah bergerak cukup serius dalam penanggulangan dan penanganan TBC di masyarakat,” tuturnya.

Pemkab Pemalang telah membuat aturan yang tertuang dalam Peraturan Bupati Pemalang tentang Rencana Aksi Daerah Penanggulangan TBC di Pemalang 2020-2024. Dengan menargetkan sebanyak 12.000 kasus TBC dapat tertangani sampai akhir 2024 mendatang.

“Pemprov Jateng menargetkan di 2022 ini penanganan kasus berada di angka 90 persen, dan kita Kabupaten Pemalang sudah memenuhi pencapaian target tersebut. Harapannya masyarakat bisa lebih terbuka dan mau melakukan pengobatan TBC, sehingga di 2024 target tersebut dapat terealisasikan,” imbuhnya.

Sementara itu, Ketua Komunitas MSI Pemalang Mohammad Rezan mengatakan, pihaknya terus berkolaborasi dengan Dinkes dalam penanganan TBC. Di mana MSI memiliki 45 kader yang tersebar di 14 kecamatan di Kabupaten Pemalang.

“Untuk penemuan kasus sampai sekarang yang sudah kita tangani ada 32 pasien RO (Resisten Obat). Di mana terdapat 60 persen dari penderita merupakan perokok aktif dan 10 persen balita, yang dalam penanganannya bersinergi dengan faskes daerah terutama dalam pengawasan konsumsi obat TBC yang harus dilakukan secara teratur,” terangnya. (fan/lbi)


[ad_2]
Beranda

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *