liputanbangsa.com – Kementerian Kelautan dan Perikanan akan mengoptimalkan potensi pangan biru (pangan akuatik) untuk mendukung pencapaian target swasembada pangan tahun 2028, serta mendukung pelaksanaan program makan bergizi gratis (MBG).
Seturut dengan itu, Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Kendal akan all out mendukung program pangan biru tersebut.
“Pangan biru ini salah satunya adalah ikan. Kalau kita bicara ikan, perannya di antaranya sebagai sumber pangan protein, kemudian sebagai bahan baku industri pengolahan. Jadi perannya besar sekali belum lagi yang kaitannya dengan ekonomi,” ujar Sekretaris DKP Kendal Joko Suprayoga, SPi MM dalam talk show menuju Hari Ikan Nasional (Harkannas) 2024 dengan tema Lele Bukan Bisnis Sepele, Rabu (13/11/2024).
“Budidaya ikan lele sebagai salah satu alternatif pencaharian terus digalakkan. Pasalnya, budidaya lele memiliki beberapa keunggulan, yaitu dapat dibudidayakan di lahan dan sumber air terbatas dengan padat tebar tebar tinggi; teknologi budidayanya relatif mudah dikuasai oleh masyarakat; pemasarannya relatif mudah; pertumbuhan lele cepat dan tahan terhadap penyakit; menyerap banyak tenaga kerja; dan modal usaha yang dibutuhkan relatif rendah,” jelas Joko.
Pihaknya juga melakukan penguatan sektor hilir dengan mendukung penuh pelaku-pelaku usaha pengolahan ikan agar menghasilkan produk perikanan berkualitas, yang aman dikonsumsi masyarakat.
Tidak aneh, di Kendal mulai mampu mengolah ikan lele menjadi bakso lele, mie basah lele, lele asap, abon lele, kerupuk lele, dan sebagainya.
Joko mengingatkan, bahwa harga ikan lele itu fluktuatif. “Ini sebuah hukum alam tentang supply and demand.
Bila pasokan barang berlimpah maka akan mempengaruhi harga pasar (cenderung harga murah), demikian sebaliknya,” kata Joko.
“Oleh karena itu, siapapun yang masuk dalam dunia bisnis, tetap harus memiliki jiwa entrepreneur, yaitu tahan uji, penuh perhitungan, berani mengambil resiko, dan mengelola bisnis secara benar dan terencana,” pesan Joko diujung wawancara. (*)